Home » » We Blame Society, But We are Society

We Blame Society, But We are Society

Written By demi anak on Rabu, 30 April 2014 | 05.12








Thread ini boleh dibilang uneg-uneg dari TS, tapi kalo bisa dibaca sampe abis, karena ane yakin ini bukan uneg-uneg yang bikin eneg. Mungkin, sebagian kaskuser juga punya uneg-uneg yang serupa.....


Quote:Berawal dari seringnya lihat komeng-komeng “Inilah Indonesia” atau "Welcome to Indonesia” atau “Hanya di Indonesia” di beberapa diskusi di internet termasuk di Kaskus tentang hal-hal "nyeleneh" yang terjadi disekitar kita. komeng seperti itu tentunya sah-sah saja kita lontarkan, tapi ane pribadi kadang agak menyayangkan, karena kalimat seperti itu seharusnya terlontar karena kebanggaan kita akan Indonesia, bukan menjadi komentar miris dan pesimis bahkan apatis terhadap kondisi negeri ini.

Bagaimana tidak, kejadian-kejadian seperti tentang pengemis yang gak bersyukur, koruptor, para pelanggar aturan yang terkadang justru oleh aparat penegak hukum itu sendiri, anggota DPR atau para caleg yang nyeleneh memang terjadi di negara kita. Tapi, apakah itu memang wajah Indonesia? Benarkah hal-hal ‘ajaib’ itu hanya terjadi di Indonesia? Inikah hal-hal yang akan didapat bila ke Indonesia? Sudah tidak adakah hal-hal baik yang terjadi di negeri ini, orang-orang yang bisa jadi panutan, budaya atau kekayaan alam yang bisa kita banggakan? Sehingga dengan mudahnya kata-kata itu dapat terlontar. Atau jangan-jangan memang kita bangga dengan kondisi seperti itu?

Atau, sudah menurunkah kecintaan kita pada budaya dan bangsa sendiri? Barangkali iya, karena mengucapkan kata INDONESIA saja sudah enggan, cukup menyebutnya dengan kata indo. Ah, mungkin ane saja yang salah sangka. Besok-besok kalo ada yang berkata “hanya di indo bisa seperti itu”, ane tinggal jawab “untung hanya di indo ya gan, di negara ane Indonesia tidak seperti itu . Karena dengan mudahnya ‘mereka’ mengikuti harajuku atau style Jepang lainnya, atau hal-hal yang berbau korea, berpola kebarat-baratan dengan perlahan menepikan budaya sendiri yang ‘katanya’ tidak sesuai jaman lagi.
Spoiler for gaul:
Spoiler for :

Quote:Suatu pertanyaan bagi mereka yang sering mengatakan itu, apakah mereka sudah pernah pergi keluar negeri dan melihat langsung keadaan diluar negeri? Sudah berapa negara yang mereka datangi dan bandingkan? Atau setidaknya, sudah cukup luaskah wawasan internasional mereka? Seberapa sering membaca berita atau menonton tv tentang kondisi sosial, ekonomi, politik atau budaya dari negara-negara lain? Atau jangan-jangan cuman ngenet atau ngegame aja?

Sebagai perbandingan, pada Desember 2013, Gubernur Tokyo, Naoki Inose tersangkut skandal penerimaan uang sebesar 5,8 Milyar dari sebuah rumah sakit (baca). Di Jepang juga terjadi korupsi kan? Namun berita baiknya adalah, dia langsung mengundurkan diri karena malu dan rasa tanggung jawab, yang nyaris tidak terlihat dikalangan pejabat kita. Mereka masih memperlihatkan senyum malaikat yang justru terlihat pekat, mencoba terlihat sabar namun bagiku terasa hambar. Di Cina, korupsi juga terjadi, walaupun memang disana koruptor dihukum mati. Oh ya, pernah liat gambar ini kan gan?
Spoiler for 1:
Spoiler for 2:
Spoiler for 3:
Yap, itu gambar pengemis di China yang maksa minta duit. Ane juga gak tau, apa karena emang ga dikasih duit ama pengendara mobil itu atau dikasihnya cuman gope makanya doi marah
Spoiler for yang ini, pernah liat belum?: Spoiler for dewan tidur:
Spoiler for anggota parlemen Rusia lagi becanda:
Spoiler for anggota dewan di Ukraina berantem:
dailymail.co.uk
Spoiler for pelanggar lalu lintas di Vietnam:

Lihat kan gan, sh*t happen bahkan di negara-negara yang lebih maju dari kita! jadi bukan hanya di Indonesia kan? Contoh-contoh diatas ane ambil bukan untuk pembenaran atas apa yang terjadi di negara kita, hanya sebuah perbandingan agar kita bisa lebih menghargai negeri sendiri.

Quote:Ya, kalimat-kalimat itu mungkin keluar sebagai kritik atas beberapa situasi buruk yang terjadi di negeri ini, sah-sah saja. Tapi alangkah baiknya bila diikuti dengan saran atau tindakan untuk memperbaiki situasi buruk tersebut. Jika kalimat itu muncul karena memang sudah tidak suka atau percaya dengan negeri ini, kenapa masih tinggal di Indonesia? kenapa masih menikmati fasilitas di Indonesia? masih tetap membayar pajak kah?

Jika tidak bisa menjadi bagian dari solusi, setidaknya jangan menambah masalah yang ada.

Bila kata pepatah “habis manis sepah dibuang”, ini habis manis sepahnya masih dihisap juga! Kenapa ane bilang begitu? Ya iyalah, katanya Indonesia begini, begitu, sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah, tapi kok masih tinggal di Indonesia, menikmati fasilitas dan kekayaan alam, tapi menjelekkan bangsa sendiri?

Spoiler for inilah Indonesia:
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :

di Indonesia banyak koruptor? Apa kita tidak bangga dengan beliau?
Habibie, Muslim Tercerdas di Dunia

fenomena cabe-cabean merebak? Jangan menutup mata dengan anak bangsa yang berprestasi:
Gayatri, "Doktor Cilik" yang Kuasai 11 Bahasa



Kota di Indonesia juga bisa berprestasi dimata dunia:
Surabaya Raih Penghargaan Kota Masa Depan Dunia

Kekayaan alam kita juga banyak, dan harus terus dilestarikan
Indonesia Miliki 40% Cadangan Mangrove Dunia

Olah raga kita pun bisa berprestasi..
Timnas U-19 Juara Piala AFF 2013

Spoiler for :


Contoh-contoh diatas tentunya lebih tepat untuk mengatakan “Inilah Indonesia” atau “hanya di Indonesia”

Oleh karenanya, ayo bangun Indonesia!
Yang sudah jadi wajib pajak, dibayar pajaknya. “Ah, paling juga pajaknya nanti dikorupsi”. Kemungkinan itu memang ada, tapi jangan jadikan pembenaran untuk tidak melasanakan kewajiban kita. apakah semua hasil pajak itu dikorupsi?

Buat para pelajar sekolah yang benar, jangan suka bolos, jangan suka tawuran. Buat para mahasiswa juga kuliah yang bener, kalo demo jangan anarkis. Belajar sebaik-baiknya, gunakan ilmu yang kalian dapat untuk membangun Indonesia. Kalau punya kesempatan belajar di luar negeri, tetaplah jadi orang Indonesia.
Spoiler for tawuran:
Buat para pekerja, jangan korupsi, bekerja yang giat, untuk membangun negeri. Kalau negara ini bisa maju, tentu pendapatan kita juga meningkat dan kesejahteraan kita juga meningkat. Jangan sekarang minta gaji yang tinggi sama dengan negara-negara maju, jadikan dulu negara kita maju biar bisa bayar gaji yang lebih besar, angka pengangguran menurun, tingkat kriminalitas berkurang.

Yang sudah punya hak untuk memilih, ayo gunakan hak suaranya. “Gak ada yang kenal ah”, “gak ada yang ane percaya”. makanya jangan ngenet atau ngegame mulu. Kenali calonnya, masa sama sekali gak ada yang baik? Negara sudah mengalokasikan dana untuk setiap warga negara yang sudah memiliki hak pilih , kan sayang kalo jadi mubazir. Kalo calon yang kita pilih gagal memenuhi harapan, disitulah kita memiliki “hak” untuk “menghakimi” mereka karena sudah mengecewakan kita. Kalau calon yang kita pilih berhasil, kita tentu gembira dan bangga karena memilih mereka. Buat yang golput, kalo pemerintahnya gagal jangan marah, kalian kan gak milih dia . Suara kalian sebenarnya bisa dipake untuk milih orang-orang yang lebih baik daripada yang sekarang kalian anggap gagal.
Bagaimana mau maju kalo tidak melangkah? Bagaimana mau benar kalau tidak diperbaiki? Atau, biarkan orang lain berjuang, nanti saya tinggal menikmati hasilnya?? Ini adalah benih yang kita tanam, bila tidak sempat kita tuai, biarkan anak cucu kita yang akan memanennya nanti.

Quote:Oh ya, mungkin agak telat, tapi nanti kan masih ada pilpres. Jangan money politics ya gans, memberi atau diberi.
Spoiler for :
Melakukan praktek money politics berarti kita melahirkan koruptor. Tentu para caleg atau pemimpin yang terpilih dengan modal duit yang banyak, akan berpikir bagaimana modalnya itu bisa balik. Kita bisa bilang, “terima aja duitnya, nyoblos dia belum tentu”. Apakah kita tidak sedang mengajari diri kita untuk berbohong? Agan juga liat berita kan, banyak caleg yang menarik kembali bantuan mereka karena suaranya kecil? Jadi, gak usah money-moneyan deh….


We blame society, but we are society - Anonymous


Kita mengecam korupsi, tapi tanpa sadar, beberapa tindakan kitalah yang melahirkan para koruptor. Kita merendahkan orang Indonesia begini, begitu, padahal kita masih jadi warga negara Indonesia dan tinggal di Indonesia. Kita mengecam tapi tidak memberi solusi, malah terkadang menambah masalah.
Spoiler for :
So, mari jadikan Indonesia lebih baik lagi. Ditambah dengan kekayaan budaya dan alam kita, kita tentu dapat mengatakan “Inilah Indonesia” dengan kebanggaan!




Quote:sumber:
opini pribadi TS, dengan tambahan informasi yang berasal dari link yang disertakan dalam thread. gambar diambil dari hasil pencarian google images tanpa merubah makna.
maafkan jika repost, kesamaan nama dan peristiwa hanya kebetulan belaka.




Quote:Original Posted By heldaandi â–º
Numpang mejeng di trid calon HT.
Iya sih kadang qt terlalu menganggap rendah negeri kita.
Dlu sewaktu kuliah gue serba nyalahin pemerintah,skr kerja di pemerintahan tau susahnya sperti apa.cm memang kadang ada oknum yang berkelakuan buruk.tapi gag semua lho ya...
Satu lg contoh gan,gw pny temen dia GM perusahaan di madagaskar.jauh2 kuliah s2 kesini.saat gw tny knp...dia bilang " Indonesia itu contoh kami".
Nyesek gw dengernya,WNA bangga qt sendiri kayak gini.

Memang negara kita belum dan tidak sempurna.tugas kita cm jadiin negara ni lebih baik.hanya itu saja.

Quote:Original Posted By eviliannomercy â–º
Ane Jadi Inget Kata-Kata Ini
Spoiler for klik ajah: Hancurnya sebuah Negara bukan karena banyaknya orang jahat yang ada di dalam Negara itu, tetapi karena diamnya orang â€" orang baik. (Napoleon Bonaporte)
Yang ngaku orang baik dan peduli sama Indonesia, ayolah optimis kita bisa bangun Indonesia, ane yakin kok jumlahnya lebih banyak daripada orang Bans#t yang cuma ngambil keuntungan pribadi doang





Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5353117ffdca17ec078b489c

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger