Kalau bicara stamina dalam sepak bola, pasti kita akan teringat istilah VO2Max, sebuah istilah untuk mengetahui kapasitas jantung dan paru-paru atlet untuk menangkap oksigen secara maksimal
Dengan bahasa lain, VO2Max adalah volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Semakin banyak oksigen yang diserap, semakin baik pula kinerja otot dalam bekerja. Zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan pun jumlahnya semakin sedikit.
Seorang pemain sepak bola dengan nilai VO2MAX semakin tinggi, maka semakin bagus staminanya. Begitu pun sebaliknya semakin rendah nilainya, semakin jelek stamina seorang pemain.
Sangat mudah melihat perbandingan kedua hal tersebut. Rata-rata pemain Eropa bisa berlari dengan power full 2Ã45 menit karena nilai VO2MAX mereka tinggi diatas rata-rata pemain Indonesia. Sedangkan para pemain timnas Indonesia (minus timnas U19) kelihatan sekali stamina mereka jeblok setelah memasuki babak kedua karena nilai VO2MAX nya jauh di bawah para pemain Arsenal, Liverpool, Chelsea, maupun Belanda yang pernah mereka lawan sebelum ini.
Sebenarnya VO2Max tidak harus identik dengan pemain sepak bola. VO2max juga menjadi salah satu acuan para pendaki gunung es, khususnya gunung-gunung yang memiliki tinggi lebih dari 4.000 mdpl. Mereka diharuskan memiliki kapasitas Vo2Max dengan nilai tertentu, hal ini akan memperlancar pergerakan mereka sewaktu mendaki gunung.
Dengan mengetahui nilai VO2MAX para pemain maka kita punya parameter untuk menilai stamina para pemain. Dan juga dengan mengetahui VO2MAX pemain, bisa disusun program perbaikan stamina pemain. Kemajuannya pun bisa dilihat karena nilainya bisa ditentukan dari VO2MAX tersebut.
Sangat disayangkan selama ini parameter VO2Max kurang mendapat perhatian klub Indonesia maupun PSSI. Dan ternyata hal ini terlihat wajar terjadi karena seorang pelatih timnas senior pun tidak menganggap VO2Max menjadi hal yang penting.
Coba simak apa kata pelatih terbaik ISL yang juga sebagai pelatih timnas senior, Jacksen F. Tiago
Quote: âBagi saya, Vo2Max yang kerap dijadikan patokan mengukur stamina pemain itu tidak terlalu pengaruh. Pasalnya, setiap posisi memerlukan kemampuan berbeda-beda. Striker misalnya. Mereka memerlukan explosive power. Sementara posisi gelandang memerlukan endurance. Yang terpenting, tim pelatih dan pemain sama-sama mengerti kondisi merekaâ tegas JFT. Link http://www.bola.net/tim_nasional/gag...na-068592.html
Pertanyaannya, bagaimana seorang pelatih mengetahui dan mengerti kondisi stamina pemain?
Kemajuan teknologi sudah ditawarkan untuk mengukur level stamina pemain dengan parameter VO2Max tersebut. Tapi bagi pelatih JFT, hal itu sepertinya tidak bisa dijadikan patokan dan tidak dianggap berpengaruh terhadap anak asuhnya.
Padahal kalau mau jujur, faktor staminalah salah satu kelemahan timnas senior Indonesia. Bahkan ada yang memberi istilah timnas 60 menit karena hanya sampai di situ stamina pemain tersebut prima. Selebihnya sudah gak jelas karena stamina yang drop sehingga permainan pun jadi tidak berkembang. Mungkin inilah jawaban kenapa selama ini stamina pemain timnas kita tidak bagus untuk bermain full 2Ã45 menit.
Kalau pelatih timnasnya saja tidak perhatian dengan masalah VO2Max, lalu bagaimana kita mengharapkan pelatih klub-klub di kompetisi tertinggi perhatian dengan hal itu?! Dan bagaimana pula kita berharap timnas kita (selain timnas U19) bisa bermain dengan stamina ok yang bisa bermain full power selama 120 menit tanpa lelah. Ditambah harus bermain tiap 2 hari sekali dalam sebuah kejuaraan seperti yang pernah ditunjukkan juniornya, timnas U19, di AFF Cup kemarin.
Atau jangan-jangan, Coach Indra Sjafrie dan kita semua yang salah ya karena mengganggap VO2Max itu penting bagi para pemain timnas?â¦
Sumber : http://olahraga.kompasiana.com/bola/...ia-599634.html
VO2Max Tinggi, Evan Dimas Bagai Mobil Tangki Besar
Quote:âDengan teknik tinggi, dia jadi lebih efektif mainnya, Dengan modal fisik yang prima, Evan tidak kesulitan untuk menjelajahi area lawan. Bensinnya tidak boros dan cara membawanya juga benar" (Indra Sjafri menganalogi Evan seperti sebuah mobil yang mempunyai tanki bensin yang besar)
Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/1...l-Tangki-Besar
Komentar Indra Sjafri soal stamina Timnas Indonesia U19
Quote:"Mereka memang memiliki stamina bagus. Bahkan VO2Max rata-rata pemain tergolong cukup tinggi. Rata-rata pemain memiliki VO2Max hingga 55 [tergolong superior bagi pemain berusia 13-19 tahun]. Bahkan ada satu anak yang VO2Max hingga 60, yakni Evan Dimas" [sang kapten]. Sumber : http://www.solopos.com/2013/09/24/wa...h-labil-450536
Nilai Tes Vo2Max Timnas Indonesia Quote:Pernah semua pemain timnas Indonesia dites nilai VO2MAX nya tertinggi hanya dimiliki M. Taufiq yang mencapai 60. Makanya jelas kelihatan bagaimana taufik bisa menjelajahi lapangan dengan baik selama 2Ã45 menit.
Standar pemain lokal Indonesia, biasanya nilai VO2MAX nya 56 sedangkan untuk pemain asing 60. Dengan nilai standar tersebut, masih banyak pemain timnas yang nilai nya masih dibawah standar. Ini menjadi PR tersendiri bagi klub Indonesia dan juga BTN untuk meningkatkan nilai VO2MAX pemain timnas. Karena disinilah salah satu letak kelemahan para pesepakbola Indonesia, staminanya tidak cukup kuat untuk mengarungi 90 menit pertandingan dengan tenaga prima.
Bahkan baru-baru ini, hasil pengetesan 11 pemain muda indonesia yang berkompetisi di Uruguay dibawah payung nama SAD yang dititipkan ke timnas U19 asuhan Indra Sjafrie, nilainya masih dibawah standar. Menurut coach Indra, nilai mereka rata-rata 52 masih kalah dibandingkan pemain Persebaya 1927, Evan Dimas, yang sama-sama menghuni skuad U19 yang memiliki VO2MAX 59. (Agustus lalu)
Spoilerfor tambahan soal VO2Max: Quote:
Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.
Kita perlu ketahui juga faal dari tubuh manusia. Setiap sel membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap pakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen. Sel otot membutuhkan banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita.
Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima.
Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan.
Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
Sekalipun memiliki stamina yang istimewa, atlet tetap harus memiliki penguasaan teknik cabangnya dengan baik. Sebab, dengan teknik yang baik, sang atlet akan efisien dalam bertarung. Artinya, sekalipun lawannya memiliki stamina yang istimewa, tetapi teknik pas-pasan, atlet kita yang bakal menang.
Bagaimana mengukur VO2 max ?
Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria ini harus:
1. melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan lari di Treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya
2. Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya berlangsung 6 sampai 12 menit.
Salah satu alat ukur VO2Max adalah metode Cooper Test, metode ini cukup sederhana, tanpa biaya yang mahal dan akurasinya cukup wajar. Yakni atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh dalam meter â" 504.9) / 44.73.
Contoh : Budi melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai (2600 meter â" 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min
Sumber: http://goligog.wordpress.com/2010/07...2-max-itu-apa/
nah SEKARANG, BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN vO2Max? Ini dia, Download link bawah ini aja gan!
Quote:INI DIA GAN! DOWNLOAD AJA!
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/525f47ddc2cb17334b00000b
0 komentar:
Posting Komentar