Home » » Kronologi Meninggalnya Shizuko, Siswi SMA yg Mendaki Gn. Gede

Kronologi Meninggalnya Shizuko, Siswi SMA yg Mendaki Gn. Gede

Written By demi anak on Kamis, 26 Desember 2013 | 21.05


Kronologi Sebenarnya Shizuko di Gunung Gede (Daripada disini pada update status sok senior bahas kematian pendaki, bilang ga safetylah, pemula, bla bla bla.. Mending baca nih HOT dari Twitter, KRONOLOGI ASLI kepergian alm. Shizuko di gunung Gede, Saya copy langsung dari twitter bang Gustya Indra cahyadi yang nangani langsung shizuko dikandang badak, silahkan cek twit accountnya @ndaychyd . Dan kronologi ini bisa dibilang valid, karena sudah diiyakan kebenarannya sama pendaki lain yang ada disaat saat terakhir shizuko..)

Maaf kita terlambat. 24 Desember 2014, Kandang Batu, Gunung Gede. Selamat jalan Shizoku..

Baru kali ini berhadapan dgn kematian. Yaa Allah begitu besar kuasa-Mu, dekatkanlah selalu hamba dalam jalan-Mu..Perjalanan kemarin, perjalanan yg mengajarkan saya apa itu makna kehidupan. Sebaik²nya manusia, adalah yg bermanfaat bagi orang lain.

Kandang batu penuh dengan tangisan sore itu. Maaf untuk semua kawan² SMAN 6 Bekasi, saya sudah berusaha semaksimal mungkin..Di berita tertulis diketemukan tanggal 25 jam 2 pagi? 2 ORANG REKAN KORBAN UDAH TURUN DARI TANGGAL 24 SIANG WOY!

Kenapa ranger cuma ngasih 2 buah bambu buat bikin tandu darurat!? Dan gak ikut naik pula? Tentang uang? Ini nyawa.Pengalaman dengan kematian bukan suatu yg bisa kamu banggakan, syukuri hembusan nafasmu yg sekarang. Allah Maha Kuasa atas segalanya..

Ini beban, sampai saat ini saya masih meneteskan air mata di kala solat dan saat termenung. Yaa Allah, kuatkan hambamu.. Nasib terbaik adlh mereka yg tdk prnh dilahirkan, yg kedua adlh mereka yg dilahirkan lalu mati muda, yg tersial adlh mereka yg mati tua. Berbahagialah mereka yg mati muda". Selamat jalan Shizuko Rizmadhani :')

Ada 2 macam takdir, takdir yg bisa kita tentukan dan takdir yg mutlak. Kematian adalah mutlak, tak ada yg kuasa mencegah takdir-Nya.

Berita tentang baju Shizuko basah dan tidak diganti adalah salah. Bagian kerah baju shizuko basah krn suapan air hangat, susu jahe,dan muntahan saat sakaratul mautnya. Dan 2 org rekan korban berlarian ke bawah bukan krn panik, tp saya suruh lapor ke ranger kalau shizuko telah wafat sore itu. Dan ada jg 2 org rekan korban yg lain yg minta pertolongan ranger sejak jam 12 siang tgl 24, tp knp ranger dan SAR baru mengevakuasi korban tgl 25 jam 2 dinihari? Juru bicara team ranger terlalu menutupi kesalahan.

Shizuko sempat ingin bangun saat saya teriakkan, "Zuko bangun! Lawan! MAMA KAMU NUNGGUIN DI RUMAH!". Tp dia roboh lg dan saya kembali menyuapinya dgn air hangat dan kembali menyemangatinya. Saya terus mengulanginya selama 4 jam terakhirnya. Saat itu suhu tubuhnya sudah kembali hangat, tp takdir menentukan lain. Shizuko menghembuskan nafas terakhirnya dgn memuntahkan banyak kopi.

"Kok keluar byk kopi!?".. "Iya bang, semalem dia minta kopi tp gak diseduh, digerus dan abis 5 bungkus", jawab rekan korban yg sudah mulai terisak. Saya coba menekan memberikan nafas buatan mulut ke mulut berulang kali. Mengecek nadinya, denyut jantungnya, dan.. "Kalo shizuko pergi, kalian ikhlas yaa?".

Saat itu juga tangisan dr 2 rekan korban meledak. "Beneran gak bisa diapa2in lg bang!? Yaa Allah!", saya hanya diam. Satu rekan korban memukuli tubuh korban, "Ko bangun koo! Banguun!", saya menahannya dan menyuruhnya istighfar. Kandang Batu penuh haru sore itu."

Satu rekan korban yg stay dan menunggu team evakuasi saya pimpin solat ashar dan meng-qada solat zuhur kami. "Maaf ya saya gak bisa nolong Shizuko", "iya gapapa bang, makasih banyak ya bang udah mau bantuin". "Kamu disini ya tungguin ranger dateng, doain shizuko terus".

FYI, saya bukan bagian teamnya. Saya menemukan Shizuko ditandu oleh 5 temannya pukul 12.00 di trek kandang badak - kandang batu.

"Temennya hypo? Mau dibawa kmn?", "mau dibawa kebawah bang", "yg bener aja! Kalo ujan gmn!? Bawa ke kandang batu, cari tenda yg kosong!" "Brp org yg naek?", "28 bang", "ketuanya mana?", "di kandang badak, lg packing ada 5 org bang, entar bantuin bawa barang ke bawah" "Knp juniornya yg disuruh bawa? Namanya siapa?", "Shizuko bang", "Jgn dibawa kebawah, harus cepet ditanganin. Udah brp lama begini?", "Dr semalem bang", "hah? Udah ditanganin?", "dia semalem kesurupan bang, cuma masuk kopi doang".

Dan di kandang batu itulah saya berusaha semaksimal yg bisa saya lakukan. Kami tdk bisa menunggu ranger, dan terbukti ranger baru mengevakuasi tgl 25 pukul 2 dinihari. Pdhl sebagian rekan korban turun tgl 24 pagi ke basecamp cibodas. Saya sangat kecewa dengan ranger disana yg hanya memberikan 2 buah bambu utk membuat tandu darurat dan ranger tidak ikut naik. Semoga kelak ranger dan team SAR bisa lebih peduli dalam hal seperti ini.

Saya hanya mendengar kronologi langsung dr beberapa rekan korban yg turun dan hny dibekali 2 buah bambu. Jika ada pihak yg merasa disalahkan saya minta maaf yg sebesar-besarnya. Ini sudah kehendak-Nya, saya hanya menceritakan kejadian real kronologis di 5 jam terakhir.

(SEE?! Jangan cuman bisa nyalahin korban dan temen-temennya yang mungkin memang belum pengalaman, belajar dari mas gustya, ada kewajiban bagi yang senior dan ahli harus ikut membantu, . No offense yee..)

Spoilerfor SUMBER DARI FACEBOOK KAWAN: Facebook Kawan

Spoilerfor Berita Dari Media: Teman pendaki panik saat Shizuko meninggal di Gunung Gede:
Teman pendaki panik saat Shizuko meninggal di Gunung Gede
Merdeka.com -Seorang pelajar SMA 6 Bekasi Shizuko Rizmadhani meninggal di kawasan Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Diduga ABG 16 tahun ini tewas karena hipotermia atau kehilangan panas tubuh karena dingin.

Tim Indonesia Green Ranger yang mengevakuasi jenazah Shizuko menemukan pakaian gadis ini basah. Shizuko mendaki gunung bersama 27 temannya. Namun mereka tidak membawa obat-obatan atau perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

Saat mengetahui Shizuko tewas, teman-temanya panik. Mereka berlarian ke bawah menuju Pintu Cibodas. Saat itu diduga mereka tidak melakukan upaya pertolongan yang cukup untuk menghangatkan tubuh ABG yang kedinginan itu.

"Mungkin karena usia masih muda, rata-rata 15-16 tahun. Mereka langsung lari mencari pertolongan," kata aktivis Indonesia Green Ranger, Idhat Lubis, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (25/12).

Tim Indonesia Green Ranger mendapat laporan pukul 06.00 WIB. Mereka segera naik, membawa alat-alat pertolongan termasuk tabung oksigen. Saat ditemukan Shizuko berada dalam sebuah tenda. Dia sendirian dengan pakaian yang basah.

"Teman-temannya tak ada yang berani masuk karena Shizuko sudah meninggal," kata Idhat.

Idhat pun menjelaskan teman-teman Shizuko sempat menumpang tenda pendaki lain. Namun belum diketahui kenapa mereka melakukannya, apakah karena kurang perlengkapan atau ada sebab lain.

"Saya belum tahu, yang pasti mereka numpang tenda kelompok pendaki lain," kata pendaki senior ini.
Spoilerfor SUMBER MERDEKA: Teman pendaki panik saat Shizuko meninggal di Gunung Gede


Spoilerfor Pelajar SMA Meninggal di Gunung Gede Pangrango:
Pelajar SMA Meninggal di Gunung Gede Pangrango
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pelajar SMA Negeri 6 Bekasi, Shizuko Rizmadhani meninggal saat turun usai pendakian puncak Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, Rabu (25/12/2013). Dia meninggal diduga karena terserang hipotermia atau suhu tubuh yang turun hingga jauh di bawah 35 derajat Celsius.

"Sebanyak 6 orang anggota tim resque kami termasuk dari Montana, naik ke atas untuk mengevakuasi, posisi korban ada di Pos Kandang Batu, sempat diberikan nafas buatan," kata pendiri Indonesia Green Ranger, Idhat Lubis saat dihubungi Kompas.com.

Menurutnya, kondisi cuaca di Gunung Gede saat itu sedang turun hujan. Tim langsung membawa turun jenazah dan sampai di Pos Taman Nasional di Cibodas pada pukul 02.00. Jenazah lalu dibawa ke rumah sakit di Cimacan.

Shizuko merupakan anggota kelompok pecinta alam di sekolahnya dan mendaki bersama rekan-rekannya. Kepergian pelajar ini juga dikabarkan Pecinta Alam SMAN 6 melalui akun Twitter @GEMPASMAN6, "Innalillahi wainailaihi rodjiun tlh berpulang ke rahmatullah @shizukotanimoto gp19 semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah #PrayforRizma".

Antisipasi hujan

Pendakian ke Gunung Gede Pangrango diprediksi meningkat tajam hingga puncak perayaan Tahun Baru 2014. Idhat Lubis mengingatkan para pendaki agar memperhatikan faktor cuaca buruk yang menyelimuti Gede Pangrango di akhir tahun.

"Antisipasi hujan, perhatikan peralatan terutama pakaian dan obat-obatan, cuaca sangat basah," katanya.

Suhu udara di gunung ini rata-rata tercatat antara 19-24 derajat Celsius. Suhu bisa turun lebih rendah lagi jika cuaca berubah sangat buruk.Spoilerfor Pelajar SMA Meninggal di Gunung Gede Pangrango: http://regional.kompas.com/read/2013...Gede.Pangrango

BACA JUGA DIBAWAH INI: Tim SAR dan Para Pendaki Tolol

Spoilerfor Tim SAR dan Para Pendaki Tolol: Saya tidak tahu kejadian dan tidak berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) waktu ada korban tewas Shizuko Rizmadhani yang diduga karena hipotermia. Saya sedang berada di lereng Gunung Prau di Jawa Tengah waktu itu. Beberapa kicauan di twitter menyalahkan lambannya Tim SAR yang datang 13 jam kemudian.

Tapi saya akan menceritakan ketika saya sering ngecamp di lereng TNGGP bersama beberapa teman-teman relawan disana. Kami menempati sebuah rumah kayu di dekat Pos Cibodas, tepat berada di batas hutan hujan tropis TNGGP. Disana ada banyak teman-teman relawan dari Montana. Tugas kami adalah menjadi mitra Balai Besar TNGGP dan membantu petugas disana. Misalnya membantu mengawasi pendaki di pintu masuk, membersihkan sampah, dan melakukan kegiatan search and rescue (SAR), juga memadamkan api kebakaran hutan. Kami tidak digaji, dan kadang kami bergerak duluan dibanding dengan petugas dari TNGGP. Tapi kami tetap berkoordinasi dengan Polhut/Ranger dari TNGGP.

Beberapa kali kami mengambil mayat pendaki, juga sering kali mengevakuasi korban kecelakaan di gunung. Yang anehnya sebagian besar korban kecelakaan di TNGGP yang harus kami evakuasi adalah para pendaki-pendaki tolol. Beberapa kesalahan atau pemicu kecelakaan yang sampai menyebabkan hilangnya nyawa itu antara lain: tersesat karena tidak melewati jalur resmi; tersesat karena tidak melapor/mengurus Simaksi hingga kucing-kucingan dengan petugas; tidak membawa perlengkapan standar pendakian; tidak membawa logistik yang memadai; mendaki dengan tidak mengikuti ritme/aklimatisasi. Intinya, sebenarnya kawasan Gunung Gede itu adalah gunung yang mudah, asal mengikuti aturan. Ada juga yang Simaksinya 7 orang yang naik 9 orang,dan pas banget yang harus kami evakuasi adalah nama yang tidak ada di Simaksi. Pernah juga ada anggota TNI yang memaksa naik tanpa membawa Simaksi, dengan arogan dia memaksa naik ke puncak Gede. Akibatnya kami yang repot, beberapa hari kemudian harus susah-payah membawa turun mayatnya.

Sebagai relawan kami tidak ada yang membayar, kadang kalau kelaparan kami diberi makanan oleh Polisi Hutan/Ranger TNGGP yang baik hati. Kadang kami dibangunkan jam 2 pagi oleh pendaki yang minta tolong dievakuasi. Dua orang datang tergopoh-gopoh melaporkan temannya kecelakaan di sekitar pos kandang batu. Saya tanya, berapa orang kalian mendaki, jawabnya 3 orang. Jadi si korban ditinggal sendirian? Setelah kemudian kami tergopoh-gopoh berlari keatas, ternyata kami dapati si korban hanya kelelahan dan kelaparan karena logistik yang tidak mencukupi. Kami memasak, makan di waktu subuh, dan korban pun segar kembali. Ini hal sangat bodoh menurut saya.

Suatu ketika, kami dibangunkan malam-malam oleh laporan kebakaran di Pangrango. Kami membentuk tim dan segera naik malam hari. Bodohnya para pendaki, mereka hanya laporan saja ke Pos TNGGP. Ratusan dan hampir ribuan pendaki di Mandalawangi yang melewati puncak Pangrango yang berasap hanya melihat, tanpa ada tindakan sedikitpun. Ini benar-benar pendaki bodoh.

Dalam suatu pendakian, saya juga pernah menemukan seorang pendaki perempuan yang menurut 3 teman laki-lakinya ‘kesurupan’. Saya melihat mereka berempat tidak membawa tentengan sama sekali. Saya tahu penyebabnya, maka kami memasak, salah satunya ikan asin. Rupanya bau ikan asin yang menyengat dan sampai hidung korban sedikit mengembalikan kesadarannya. Kami beri minum, dan makanan. Awalnya korban menolak, lalu teman laki-lakinya kami paksa untuk menyuapi. Sesuap-dua suap kemudian ludes. Makanan habis oleh teman laki-laki si korban yang kelaparan. Ini beberapa contoh pendaki tolol lagi.

Jika mematuhi peraturan dan membekali diri dengan peralatan dan logistik standar pendakian saya rasa tidak bakalan ada kecelakaan di gunung. Melempar tanggungjawab ke takdir juga kurang benar, ini harus dirubah. Menyalahkan lambannya Tim SAR juga kurang bijak saya rasa. Para pendaki sebaiknya membekali dirinya dengan ilmu dasar-dasar mendaki gunung, juga mempersiapkan peralatan dan ilmu P3K.

Ketika menemukan pendaki tolol semacam ini, setelah evakuasi selesai biasanya saya akan menelpon keluarganya dan memberitahukan ketololannya, meminta mereka untuk membawa pulang dan menghukumnya. Lebih bagus lagi untuk melarang anaknya untuk mendaki gunung. Kepada rombongan pelajar yang demikian ini, biasanya saya kemudian menelpon Kepala Sekolahnya, juga memberitahukan ketololann anak didiknya. Jika sistemnya bisa diterapkan, buat para pendaki tolol demikian ini, juga para PA perusak alam, sebaiknya diberlakukan sistem black list untuk tidak diperkenankan naik gunung ketika mengurus SIMAKSI. Sebab selain membahayakan nyawanya sendiri, pendaki yang demikian ini juga merepotkan dan membahayakan teman pendaki lainnya, merepotkan petugas, juga membuat kelimpungan keluarganya.

Penulis : Bernard T. Wahyu Wiryanta
Spoilerfor SUMBER: Tim SAR dan Para Pendaki Tolol

UPDATE KOMEN DARI AGAN-AGAN

Quote:Original Posted By zura90 â–º
Sebelumnya Saya Turut Berduka Cita Atas Kepergian Almarhumah Semoga Keluarga dan Kerabat Yang di Tinggalkan Di Berikan Kesabaran dan Keikhlasan

Sedikit Komeng Dari Saya, Sesama Pendaki Gunung

1. "Shizuko mendaki gunung bersama 27 temannya."
Pada Awal Saat Alm Sakit/Drop Itu 27 Temennya Ngapain Aja?

2. "dia semalem kesurupan bang, cuma masuk kopi doang"
Kesurupan di biarin aja? Terus 27 Orang Ngapain Aja? Terus Masuk kopi Tanpa Air Juga di Biarin?

3. "Saya sangat kecewa dengan ranger disana yg hanya memberikan 2 buah bambu utk membuat tandu darurat dan ranger tidak ikut naik."
Namanya Itu Bukan Ranger/Team SAR Kalo Cuma Ngasih 2 Bambu Apa Lagi Kalo Gak Ikut Naek,,

4. "Namun mereka tidak membawa obat-obatan atau perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)"
Masa Sih Seniornya Gak Ngingetin suruh Bawa P3K ?

5. "Diketahui Shizuko merupakan anggota kelompok pecinta alam di sekolahnya"
Kata-kata yang satu ini bikin saya heran, kenapa ?
coba teman-teman semua pikir, Seorang Anggota Pencinta Alam Masa Sih Gak di Ajarin Dasar-dasar mendaki gunung? apa aja yang harus di bawa dan apa aja yang harus di persiapkan (Bukan Bermasksud Menyalahkan)

Mungkin Itu Sedikit Komeng Dari Ane,,

Yang Sudah terjadi biarlah terjadi mungkin itu sudah kehendak yang maha kuasa.

Jadikanlah Kejadian ini Sebagai Cermin.

Jadi, Setiap Kita Punya Keinginan Untuk Mendaki Gunung Tolong Persiapkan Sematang mungkin. Mulai dari Perbekalan, Peralatan, Fisik, dan Mental.
Jika Semua Itu Belum Siap Jangan Sekali-kali Maksain Kehendak.

Saya Hanya Mengingatkan Untuk Senior Yang Mengaku dirinya "BERPENGALAMAN"
Se-SENIOR nya Anda Bukan Berarti Akan Selamat Dari "KEMATIAN"
Mau "SENIOR" mau "JUNIOR" Tetap Saja Segala Sesuatu Harus di Persiapkan Dengan Matang,,

Spoilerfor -: Kalo Agan-agan Sependapat Boleh Donk


Quote:Original Posted By heaker89 â–º
taro page one,
ane kebetulan urus simaksi jam 4 pagi tanggal 24 des
jam 6pagi ane naik lewat cibodas
jam 8an ane liad (yg jelas gk mungkin pemula karena naiknya cepet banget bawa bambu,kemungkinan relawan/ranger)
jam10an ane jalan sampe air terjun pacaweluh,disitu ane temuin rame2 bawa tandu gotong korban,pas ane tanya katanya lagi sakit,
jam 1 sampe kandang badak,ngecamp di sana,gk ad sama skali pembicaraan tentang korban.
besoknya tanggal 25 pas turun sampe cibodas baru dpt kabar korban meninggal
ane ada fotonya waktu d tandu,cuma ud d apus wkt dapet kabar yg d foto ud dead...

Quote:Original Posted By betmenkebon â–º
Kebetulan kemaren ane juga lagi di gede gan, dan kebetulan juga ane ketemu sama rombongan shizuko & rekan pas di air terjun tirai, mungkin jumlah mereka sekitar 5-6 orang. Ane mau naik, mereka lagi turun bawa2 shizuko pake tandu yang saat itu masih ada nafasnya, walaupun smua tubuh korban udah pucat menggigil. Mereka langsung minta sedikit bntuan sama rombongan ane, minta tolong masakin air buat ngangetin tubuh shizuko.

Agan Gustya yang suapin shizuko dan selalu memberi semangat, dia slalu bilang "SEMANGET KO, LAWAN TERUS, LO PASTI BISA"
ane belum tau kalo ternyata agan Gustya bukan salah satu rombongan shizuko. Saat itu korban masih ada suaranya sedikit saat diberikan semangat.

Berhubung ujan mulai turun, temen ane bantuin mereka bawa shizuko ke kandang batu buat numpang sama yg lagi camp disana, dan ane lanjut ke kandang badak tanpa tau kelanjutan nasib shizuko, pas ane udah turun baru tau kalo ternyata cewe jepang yang kita bantu itu udah meninggal.


SLAMAT JALAN SHIZUKO
KAMI & ALAM AKAN SLALU MENDOAKANMU

Satu lagi gan, pakaian korban saat itu enggak basah sama sekali.
Mungkin benar klo dibilang basah gara2 makanan/minuman yang selalu dimuntahin korban pas mau disuapin, karena ane liat sendiri korban udah ga bisa makan/minum walau disuapin sekalipun.

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52bcc06c17cb1733608b45ea

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger