Home » » Buat yang Mau Jalan-Jalan ke Jepang, Baca Dulu Tipsnya

Buat yang Mau Jalan-Jalan ke Jepang, Baca Dulu Tipsnya

Written By demi anak on Kamis, 27 Maret 2014 | 06.01

WELCOME TO NUBIE THREAD

Siapa yang nggak tau sama jepang sih gan ? negara matahari terbit yang penuh dengan bunga sakura yang melambangkan kawaiinya negeri itu
Pastinya, jika agan/sista pergi ke negeri Matahari Terbit ini, gamungkinlah yaa kalo enggak Jeng jeng alias Jalan - jalan

Kali ini TS akan bagi tips jalan-jalan di jepang gan
Berikut gan TS udah siapain "Tips jalan-jalan di jepun"
langsung comot TKP yah gan

CEKINYOT

Spoiler for Spoiler:
Spoiler for 1:
MENYANGKUT IBADAH
Dalam beberapa agama ada kewajiban tertentu yang tetap perlu dijalankan meski sedang dalam perjalanan. Bagi yang muslim misalnya, ada kewajiban sholat 5 waktu yang tidak boleh ditinggalkan. Kendalanya, kita berada di negeri yang minoritas muslim. Mau sholat di mana? Masjid susah ditemui, mushola pun jangan anggap seperti di Indonesia yang bisa ditemui di tempat-tempat umum.

Di Jepang, melaksanakan sholat di taman-taman, pinggir sungai, pelataran, dan tempat-tempat terbuka sudah menjadi biasa. Dengan bermodalkan aplikasi arah penunjuk kiblat dari smartphone, kemudian dirikanlah sholat di tempat-tempat yang memungkinkan.

Lalu bagaimana dengan wudhu-nya? Karakteristik toilet di Jepang bersifat kering, jadi jangan anggap ada tempat berwudhu. Bahkan untuk bersuci dengan air setelah buang air kecil pun kita harus mengakalinya sendiri. Budaya ini tentu berbeda dengan di Indonesia. Umat muslim di Jepang nampaknya sudah mahfum bahwa wudhu biasa dilakukan di wastafel toilet umum atau di keran-keran taman.

Kadang, kita merasa risih untuk mendirikan sholat di tempat terbuka, seperti di taman dan pelataran. Memang pada kenyataannya banyak lirikan mata heran dari orang-orang Jepang. Tapi lama-kelamaan akan terbiasa juga. Kita juga harus membiasakan diri untuk mendirikan sholat di tempat terbuka seperti itu. Toh, orang Jepang yang melihat juga tidak mengenal kita.

Selalu persiapkan alas untuk sholat setiap kali kita bepergian jauh ke tempat yang tidak kita ketahui medannya. Bagi wanita, setidaknya bisa ikut dalam rombongan laki-laki. Karena kalau beramai-ramai, perasaan risih kita akan sedikit berkurang. Tapi, kalau dalam kondisi tidak ada laki-laki, wanita bisa mendirikan sholat di tempat tertutup, seperti di fitting room toko pakaian.

Jika sholat di fitting room toko pakaian, jangan lupa juga membawa paling tidak 1 stel baju atau celana sebagai alibi saja, bahwa kita sedang menggunakan fitting room. Ambil wudhu di toilet terdekat, dengan tetap menjaga kebersihan toilet umum.

Mengenai kerisihan tadi, sebenarnya akan ada waktu kita harus menunjukkan bahwa kita muslim dan harus sholat, sekalipun kepada orang Jepang.

Spoiler for 2: Menyangkut makanan halal
Tentunya hal ini tidak dapat diabaikan. Selama perut kita menuntut haknya, kita harus memenuhinya meskipun dalam perjalanan. Hanya masalahnya, kita tidak dapat dengan mudah menemukan pedagang makanan halal di perjalanan. Tidak seperti di Indonesia, ketika lapar di perjalanan, kita bisa dengan leluasa memilih mau makan apa, karena banyak PKL yang selalu standby.

Jika perjalanan tidak lebih dari 2 hari, kita bisa membawa bekal (bento) sendiri dari rumah. Setidaknya, itu bisa mengganjal perut kita selama perjalanan dan mengantisipasi jika sulit menemukan makanan halal di tempat tujuan. Sekiranya harus membeli, pastikan juga untuk memeriksa komposisi makanan yang akan kita beli, kenali kanji-kanji yang dicurigai. Bagi yang menggunakan iPhone, ada aplikasi ハラール(Haraaru â€"Halal) yang bisa menjadi referensi, atau tautan Fans Page FB Serijaya. Tanya juga para senpai (senior) terkait referensi makanan-makanan halal dan tempatnya.

Kalau terdesak karena lapar di perjalanan, sebenarnya kita bisa membeli makanan dan cemilan di konbini. Konbini adalah minimarket dan bisa jadi semacam “warung”-nya Jepang. Konbini selalu standby 24 jam dan kita bisa mencari apa yang kita perlukan.

Ada pengalaman yang mungkin membuat penulis lebih berhati-hati. Sewaktu penulis ikut study tour dari kampus, panitia memang sudah memfasilitasi muslim yang ikut dengan menyediakan makanan halal. Saat registrasi, kami disuruh mengisi form khusus tentang makanan yang boleh dan tidak. Perhatian panitia terhadap mahasiswa muslim sangat baik dan sangat penulis hargai.

Pada jam makan di hotel, kami disuguhi prasmanan dan ditulisi makanan mana saja yang diperuntukkan untuk muslim. Pada kenyataan di lapangan, mungkin karena ketidaktahuan pihak hotel, tanyakan lebih lanjut kepada kokinya untuk memastikan bahan-bahannya aman.
Spoiler for 3: Belajar bahasa
Bagi orang Jepang yang tidak fasih berbahasa Inggris, mereka kerap menggunakan bahasa lokal (nihongo) meskipun kepada orang asing. Bahkan, untuk acara ‘Study Tour for International Students’. Katanya untuk international students, doushite eigo de sukawanai? tapi kok tidak menggunakan international language?

Setidaknya, kondisi-kondisi seperti itu yang memaksa kita untuk belajar bahasa Jepang. Dan itu akan memudahkan kita sendiri jika suatu saat harus bepergian sendirian. Belajar bahasa juga akan mengurangi rasa ketergantungan kita terhadap teman, kita bisa lebih mandiri. Banyak nama tempat dan keterangan yang ditulis dengan kanji, hiragana, dan katakana.

Jika di kota-kota besar, biasanya terdapat keterangan dalam bahasa Inggris. Di bus dan kereta, biasanya ada translasi bahasa Inggris, dan juga di stasiun. Meskipun sudah ditulisi dengan keterangan bahasa Inggris, kita tetap perlu bertanya kepada petugas saat kondisi terdesak. Tidak semua petugas pelayanan publik menguasai bahasa Inggris, jadi belajar bahasa Jepang harus menjadi kebutuhan kita sendiri.

Pun jika suatu saat kita harus nori kae (transfer) di stasiun kecil, antisipasilah jika tidak terdapat keterangan dalam bahasa Inggris, apalagi petugas yang bisa berbahasa Inggris. Positifnya, kita bisa berlatih bahasaâ€"Inggris dan Jepangâ€"saat bepergian. Dan tidak jarang, banyak “wakatta moment” saat kita bepergian, karena kita mendapat pemahaman-pemahaman baru.

Jadi belajar bahasa jepang aje kan kalo mau kesono

Spoiler for 4: Persiapkan rencana dan jadwalBagusnya Jepang adalah adanya sistem yang terintegrasi dan rapi untuk fasilitas transportasinya. Jadi, pastikan kita telah membuat jadwal (itinerary) untuk perjalanan kita. Cek web hyperd*a.c*m untuk memastikan jadwal densha (kereta) dan juga cek web japan-gu*de.c*m untuk melihat objek wisata yang akan dituju. Pastikan setiap kegiatan memiliki catatan waktu yang tepat, jangan mengira-ngira karena acuan kita adalah jadwal transportasi publik yang selalu tepat waktu.

Jangan abaikan juga ramalan cuaca karena itu akan sangat membantu persiapan. Jika cuaca akan hujan, bawa saja payung lipat agar praktis dan jaket. Sesuaikan perlengkapan dengan kondisi musim dan pastikan hanya membawa yang diperlukan saja. Jika berniat untuk membeli baju di objek wisata, jangan membawa baju terlalu banyak dari rumah. Isi tas kita bisa diisi dengan makanan. Agar praktis, pakai saja plastic wrap (bisa langsung dibuang) untuk makanan seperti roti, agar kotak bento-nya tidak mempersempit isi tas kita.

Pastikan juga penginapan di objek tujuan sudah ada. Jangan mengandalkan sesuatu yang belum jelas. Jika kita akan bepergian ke tempat yang tidak ada teman atau saudara, kita harus segera memesan hotel. Kalau ada teman, kita bisa menumpang di tempat teman, hehe. Itulah fungsinya teman J. Jika bepergian di musim semi, gugur, dan dingin, cuaca malamâ€"tentu sajaâ€"sangat dingin, maka jangan biarkan kita menggigil kedinginan karena berputar-putar mencari hotel malam-malam.

Oh ya, terkait tempat penginapan, jangan mengandalkan masjid untuk dijadikan tempat menginap. Masjid-masjid di Jepang tidak seperti di Indonesia yang buka sepanjang waktu. Kadang setelah sholat Isya masjid akan ditutup dan tidak boleh ada yang menginap (kecuali bulan Ramadan untuk itikaf) dan akan dibuka lagi saat waktu sholat subuh. Maka, bagi yang beranggapan bisa menginap di masjid ketika bepergian di Jepang, segera antisipasi kalau rencana tersebut tidak dapat terealisasikan.

Jika berencana bepergian jauh dan berhari-hari bersama teman, pastikan rencana dan jadwal disusun dan disepakati bersama. Ini penting! Pastikan juga untuk berkomitmen terhadap rencana yang telah dibuat. Jangan sampai di tengah perjalanan, ada keinginan masing-masing yang tidak sesuai dengan rencana semula. Ini berpotensi menimbulkan ‘gesekan’. Pastikan juga saling bantu agar rencana dan jadwal yang telah dibuat bisa terlaksana. Saran penulis, jangan terlalu banyak. Dua sampai empat orang sudah cukup, kalau berlebih khawatirnya akan semakin banyak versi. Semakin banyak kepala, semakin banyak keinginan yang berbeda.

Spoiler for 5: Pantau informasi dan jadwal traveling murahBiasanya akan ada é'春18きっぷ(baca: seishun juhachi kippu) di natsu, fuyu, dan haru yasumi. Informasi lengkap ada di tautan di atas. Pastikan kita sudah menyusun rencana dan jadwal pada waktu-waktu tersebut. Dan yang pasti, kita harus menabung saat akan mendekati liburan. Selain untuk jalan-jalan, juga untuk membeli omiyage (oleh-oleh) di tempat tujuan.

Biasanya, setiap PPI di wilayah masing-masing akan mengadakan acara jalan-jalan. Karena yang ikut banyak, maka biayanya pun akan lebih murah. Keuntungannya juga banyak; bisa jadi ajang silaturahim antar sesama orang Indonesia di Jepang. Dalam momen tersebut, kita bisa meluangkan waktu sejenak dari rutinitas harian di kampus.

Tidak perlu khawatir, sesama anggota organisasi PPI biasanya dengan senang hati akan saling bertukar informasi. Jadi, jangan abaikan milis ataupun Grup FB sesama anggota PPI biar nanti bisa terus ter-update informasinya. Dan yang lebih seru lagi, kita bisa jalan-jalan bareng, tambah rame kan!

Sebenarnya, ada lagi alternatif jalan-jalan murah. Biasanya, pihak kampus akan mengadakan study tour dengan biaya murah. Maka, pantau terus informasi dari pihak kampus. Selain jalan-jalan, kita juga bisa sambil belajar. Kalau study tour, biasanya akan banyak mahasiswa asing yang ikut, jadi sebenarnya keuntungannya banyak. Sambil menyelam minum air; ikut study tour juga bisa menambah relasi teman-teman asing.

Spoiler for 6: Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjungJepang sangat baik manajemen pariwisatanya. Semuanya terintegrasi dengan baik sesuai dengan jadwal transportasi ke objek wisata. Informasi tersedia lengkap di web japan-guide.com. Tapi, lain Jepang lain Indonesia, kalau untuk objek wisata alam, Indonesia tetaplah yang juara. Tinggal dibenahi saja manajemennya.

Untuk jalan-jalan ke luar kota sebaiknya dibuat itinerary secara detail. Termasuk transportasi, rencana pengeluaran, tempat menginap, jadwal kereta, dan cadangan uang. Maklum, bagi yang belum pengalaman, agak sulit bagi kita untuk menerka-nerka harga atau pengeluaran tak terduga. Lagipula, ini di negeri orang yang tidak sembarang orang boleh numpang menginap. Dan lagi, orang Jepang agak canggung jika ketemu orang asing.

Idealnya, kita bisa menikmati semua objek wisata dengan budget terendah bukan? Ya, penulis juga sependapat. Maka, variabel yang harus diperhatikan adalah waktu dan tempat. Pada saat natsu yasumi (liburan musim panas), biasanya tersedia seishun 18 kippu (baca: seishun juuhachi kippu) seharga 11.500 Yen dan bisa digunakan untuk berkeliling Jepang selama 5 kali pakai (1 hari = 1 kali pakai) untuk satu orang. Atau bisa juga udunan 5 orang untuk menggunakan selama 1 hari. Moda transportasi yang digunakan adalah densha (kereta) kelas ekonomi.

Ini biasanya yang menjadi andalan para siswa dan mahasiswa di Jepang, termasuk penulis. Maklum, ongkos transportasi di Jepang tergolong mahal. Maka, pakai kesempatan ini untuk menjelajah. Cuma, konsekuensinya adalah kita akan sering berganti-ganti kereta (nori-kae â€" transfer), jadi harus sigap dan jangan sampai tertidur sewaktu akan berganti kereta. Dan jangan lupa, selalu cek web hyperdia.com untuk memantau jadwal kereta. Jangan sampai telat barang sedetik pun karena kereta tidak akan pernah menunggu.

Bagi yang masih awam dengan huruf-huruf kanji, hiragana, dan katakana, sebaiknya tidak pergi sendiri karena akan menyusahkan diri sendiri dan kemudian bisa jadi menyusahkan orang lain karena nyasar. Setidaknya, coba dulu bepergian hingga punya pengalaman, baru kemudian bisa jalan-jalan sendiri. Atau bisa juga jalan-jalan dengan bis yang akan mengantar langsung ke tempat tujuan tanpa berganti-ganti bis dan tentunya lebih nyamanâ€"konsekuensinya lebih mahal.

Penulis punya tips bagi teman-teman yang mungkin masih bingung tentang sistem transportasi di Jepang, terutama densha. Satu hal yang perlu diperhatikan, sistem transportasi di Jepang sangatlah terintegrasi. Jadwal densha yang satu dan lainnya saling terhubung. Maka, keterlambatan adalah hal yang ‘haram’ karena akan mengganggu sistem secara keseluruhan. Usahakan kita juga selalu berpacu dengan waktu dan jangan remehkan toleransi keterlambatan.

Jika kita masih bingung akan naik densha apa, jenisnya bagaimana, bahkan mungkin tujuannya masih samar karena ditulis dengan huruf kanji, pastikan kita selalu melihat jadwal keberangkatannya. Insya Allah tidak akan meleset. Penulis pun begitu, ketika penulis bingung naik densha line berapa dan jenisnya bagaimana, penulis cocokkan saja jadwalnya dengan yang penulis catat dari hyperdia.com, kemudian penulis bergegas ke densha yang dimaksud. Dan tidak meleset! Begitulah ‘ajaib’-nya penghargaan terhadap waktu di Jepang.

Itulah sebabnya, mengapa orang Jepang selalu berjalan dengan bergegas. Karena mereka berpacu dengan waktu dan sistem. Orang Jepang itu lebih sibuk membangun sistem dan kemudian membiarkan sistem (mesin) yang bekerja hingga tidak menyisakan toleransi terhadap kesalahan dan keterlambatan. Beda halnya jika sistem dijalankan oleh manusia yang masih amat toleransi dengan kesalahan dan keterlambatan.

Untuk variabel tempat, sebaiknya kita menyesuaikan dengan kemampuan diri kita (fisik dan keuangan). Jangan terlalu memaksakan ingin mengunjungi semua tempat jika fisik kurang mendukung. Pun jika keuangan tidak memungkinkan, jangan terlalu memaksakan diri. Selalu cek keberadaan teman-teman kita di kota yang ingin dikunjungi, ini bisa jadi penghematan pengeluaran untuk tempat menginap, hehe. Dan jangan lupa, bawakan omiyage (oleh-oleh) untuk teman yang akan kita datangi dan numpang menginap di sana. Ini juga bentuk keberkahan dari silaturahim bukan?


Spoiler for BUKA!: BUDAYAKAN CINTAI WISATA INDONESIA JUGA GAN

Spoiler for spoiler: SEKIAN GAN TIPS JALAN - JALAN NYA, SEMOGA BERMANFAAT

Semoga nggak

sumur

Sekian gan jangan lupa
nubie minta ijoijonya gan biar seger

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/53159677becb17c72c8b45bc

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger