Quote:Credits to : zenius.net
Quote:Tulisan gua kali ini buat lo yang berumur di atas 17 tahun atau sudah menikah. Eit mentang-mentang 17+ pikiran lo jangan kemana-mana dulu. Gua mau cerita-cerita seputar perhelatan akbar yang bakal kita temuin bersama sebagai warga Indonesia. Yoih! Pesta demokrasi alias Pemilihan Umum Legislatif 2014!
Pasti langsung muncul nih di dalem benak lo semua (mungkin gak semua ),
Quote:"Ih kok elu ngomongin pemilu sih? Ah ogah gue klo ngomongin politik, ga penting! ga jelas! isinya cuman koruptor semua!"
Gue ngerti, mungkin beberapa dari lo udah apatis atau ga peduli sama perpolitikan di Indonesia. Emang sih politik di Indonesia, terutama akhir-akhir ini, emang lagi kacau-kacaunya. Ga jarang kita denger berita-berita ga enak di televisi nasional yang berhubungan sama kelakuan-kelakuan para politikus kita. Tapi biar lo tau aja ya, yang namanya politik itu gak sepenuhnya kotor dan penuh korupsi, suap, dan penyalahgunaan kekuasaan. Ada juga lho politik yang sehat dan terbukti sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari.
Kita bisa lihat di beberapa negara lain yang udah maju dimana sistem politik, perundang-undangan, serta sistem hukum udah berjalan baik dan bersih, sehingga politik menjadi sangat berpengaruh secara positif bagi masyarakatnya. Nah, justru sekarang inilah saatnya kita ikut berkontribusi (walaupun kecil) buat pelan-pelan menciptakan politik yang sehat di Indonesia.
Sebagai kaum intelektual muda, lo pada harus sadar sama perubahan yang bisa lo lakuin buat negara ini melalui sistem perpolitikan. Untuk sementara ini, memang yang bisa lo lakuin secara langsung baru sebatas: ikut serta dalam pemilihan legislatif 2014. Dengan lo ikut pemilu legislatif, lo berkesempatan buat milih calon wakil lo di DPR yang bisa memperjuangkan kesejahteraan msyarakat secara luas maupun daerahnya. Dan udah jadi tugas lo sebagai kaum intelektual muda juga untuk nentuin arah perkembangan bangsa ini menjadi lebih baik dengan sadar akan hak-hak politik lo.
Gua mau tekankan dari awal bahwa dijamin tulisan ini bersih dari kepentingan partai politik mana pun, dan pastinya gak akan ada kampanye terselubung dari partai atau tokoh politik mana pun !
So, buat lo yang sempet kepikiran kalo melalui tulisan ini gua ada maksud terselubung buat merubah pikiran lo, buang deh pikiran itu jauh-jauh. Di tulisan ini, gua bener-bener cuma mau ngebahas sikap apa yang seharusnya lo perbuat sebagai seorang intelektual muda yang sudah dipercaya untuk ikut berpartisipasi menentukan nasib bangsa.
Quote:
Nah, sebelum masuk ke pembahasan utama. Pertama-tama, lo harus tau hakikat dari pemilihan umum calon anggota legislatif Republik Indonesia. Pemilu ini beda dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kalo yg dua laennya kan udah jelas lah ya, lo milih langsung kepala daerah lo atau presiden lo sendiri. Yang lo coblos itu muka orangnya langsung, dan udah jelas orang yang lo coblos itu adalah orang yang lo harepin bakal mimpin daerah lo atau mimpin negara ini.
Nah, kalo pemilu legislatif, lo memilih orang yang bakal ngedudukin kursi dewan legislatif. Tiap-tiap pemilih punya kesempatan buat milih empat orang âjagoanânya. Yang pertama itu calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota/kabupaten, yg kedua calon anggota DPRD provinsi, yg ketiga calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) nasional. Para calon anggota DPR-DPRD ini merupakan kader dari partai politik. Nah, yg keempat ini rada beda, yaitu calon anggota Dewan Perwakilan Daerah. Kalo yang satu ini bukan dari partai, tapi calon independen yang merupakan tokoh-tokoh daerah yang berjuang untuk mendapatkan kursi di MPR.
Nah, buat pemilu bulan April 2014 ini lo milih dulu kursi dewan legislatif atau yang biasa disebut "wakil rakyat". Perlu lo ketahui kalo milih 'wakil rakyat' itu beda dengan milih 'pemimpin'. Bedanya apa?
Pemimpin (baik daerah maupun negara/presiden) itu punya fungsi eksekutif, yaitu menjalankan peraturan-peraturan daerah sekaligus menjadi nahkoda yang menyetir arah pembangunan daerah/nasional. Tapi pemimpin itu ga bisa bikin undang-undang kecuali jika diperlukan seperti Keppres ataupun Kepgub/Kepwal/Kepbup.
Wakil Rakyat itu apa dong? Gini, intinya sistem demokrasi itu kan rakyat jadi penentu kebijakan, tapi dengan sistem perwakilan. Jadi intinya, nanti lo tuh kayak milih wakil dari diri lo sendiri, nanti âwakil loâ itu bakal bikin undang-undang yang dibahas tuntas dalam rapat-rapat anggota dewan. Kalo lo milih wakil yg bener dan sesuai sama keinginan lo, kemungkinan besar mereka akan memperjuangkan pandangan lo tersebut di ruang rapat dewan, dan akan berujung kepada disahkannya undang-undang yang sesuai keinginan lo tersebut juga. Ini nih hakikat dasar yg namanya âwakil rakyatâ.
So, sistem demokrasi menjamin semua warga negara yang sudah dianggap mampu, berhak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah bangsa. Masalahnya, kalo semua warga ikutan ngomong di parlemen, jadi kacau dong... Makanya dibikin lembaga perwakilan buat nuangin pikiran, ide, dan juga keluhan rakyat buat dicari pemecahannya. Pemecahan ini biasanya berbentuk undang-undang yang bersifat mengikat seluruh rakyat di daerah yang bersangkutan (Perda), ataupun undang-undang nasional.
Jadi, kita secara ga langsung ikut bikin undang-undang dong? Yoih cuy! Suara lo semua itu diwakilin sama orang yang lo pilih nanti pas pemilu legislatif. Keren kan? Makanya, harus milih calon wakil lo yang ngerti bener apa yang diperluin sama lo dan orang-orang di daerah lo.
Quote:Oke, gua ngerti deh sekarang teknisnya gimana, tapi gua masih gagal paham kenapa gua sebaiknya ikutan pemilu?
Jawaban singkatnya sih, sistem demokrasi itu bisa jadi bahaya banget kalo kaum intelektual-nya gak ikutan berkontribusi dan menggunakan hak pilih suaranya. Kenapa bahaya? Gini, sistem demokrasi itu emang sampai sekarang dianggap oleh sebagian besar masyarakat dunia sebagai sistem yang paling adil untuk dianut dalam hal memilih anggota parlemen/perwakilan rakyat. Soalnya, semua individu yang menjadi warga negara di sistem demokrasi punya hak yang sama dan rata dalam memilih wakil-wakilnya.Suara lo, suara gue, suara presiden, suara gubernur, suara professor, suara pejabat korup, sampai suara preman tukang palak di pasar, masing-masing tetep diitung secara adil dengan satu suara.
Nah, tapi ini juga sekaligus yang jadi âkelemahanâ dari sistem demokrasi. Apakah rakyat Indonesia itu sudah punya kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisa dengan jernih, serta memutuskan untuk memilih wakilnya dengan tepat? Jangan-jangan masyarakat Indonesia ini masih aja gampang dikibulin atau mudah terpengaruh janji palsu dan kampanye kosong yang gak berkualitas? Kalo masyarakat Indonesia secara umum belum punya kemampuan untuk berperan efektif dalam masyarakat yang demokratis, nantinya pemimpin yang dipilih juga bukan berdasarkan pertimbangan yang optimal.
Makanya, untuk meminimalisir kelemahan sistem demokrasi tadi, para pemilihharus bener-bener mampu menggunakan hak pilihnya dengan bijak.
Quote:1. Sebisa mungkin jangan Golput
Walaupun menjadi golput dengan tidak menggunakan hak pilih merupakan hak lo juga, tapi menurut gua sayang banget kalo lo gak menggunakan hak pilih lo. Kenapa sayang? Karena sebetulnya lo tuh dikasih kesempatan untuk memilih wakil dari dari diri lo sendiri, wakil yang akan menyuarakan pemikiran dan juga pendapat lo. Jadi milih wakil rakyat ibarat sama kayak milih diri lo sendiri, atau milih partai/tokoh politik yang paling sejalan sama pendapat lo sebagai bagian dari warga negara Indonesia.
Nah bisa jadi ada wakil rakyat yang seharusnya menang tapi malah kalah saing dari dengan lawan politiknya gara-gara suaranya kurang satu, kenapa coba? Eh ternyata gara-gara lo golput! Hehehe⦠Dan, dengan ngambil hak pilih lo, lo belajar buat berkontribusi sama pembangunan daerah/negara lo walaupun hanya dalam porsi kecil. Tapi lagi-lagi ini merupakan hak asasi lo untuk memilih ataupun tidak ikut memilih dalam pemilihan umum.
Quote:2. Suara lo adalah Hak lo Sepenuhnya
Disini gua cuma menekankan kalo lo punya hak 100% buat menentukan partai/tokoh politik yang mewakili diri lo. JANGAN PERNAH membiarkan kebebasan demokrasi yang lo punya disetir oleh SIAPAPUN ! Termasuk oleh orangtua, guru, pemuka agama, keluarga besar, tetangga, sahabat, pacar, atau siapapun juga !
Dengan lo udah ikut serta dalam pemilihan umum, berarti negara udah mengakui kalo lo tuh udah punya kemampuan untuk mempertanggung-jawabkan keputusan lo sebagai individu yang merdeka dalam berpendapat. Jadi ga perlu ngikut-ngikut ataupun takut untuk menyuarakan pendapat lo pribadi.
Quote:3. Sisihkan sedikit waktu buat Analisa
Nah sekarang saatnya lo bertanggung-jawab terhadap peran lo dalam masyarakat. Maksudnya, kalo lo udah dikasih kepercayaan sama negara bahwa lo dianggap cukup dewasa buat ikut berkontribusi dan berperan untuk memberikan suara lo. Maka tunjukanlah dan buktikan bahwa emang lo udah pantes buat menyuarakan pendapat lo! Sebagai kaum intelektual muda, lo harus punya pemikiran yang merdeka yang kritis dari awal. Caranya gimana?
Coba deh lo luangin waktu dikit aja disela-sela kegiatan sekolah buat analisa partai dan calon wakil rakyat yang mungkin lo pilih. Pas jaman kampanye kayak gini kan pasti bertebaran tuh poster-poster, pamflet, spanduk, selebaran yang isinya janji-janji para wakil rakyat. Lo jangan lihat mana yang posternya paling banyak, desainnya paling menarik, ato mukanya paling ganteng.
Bandingin visi misinya! Bandingin ide-idenya! Bandingin program-programnya! Kalo lo sedikiiit aja jeli, ketahuan kok mana yang beneran ngerti sama apa yang bakal mereka perjuangin, mana yang cuma janji-janji kosong doang. Percaya deh, makin awal lo tau situasi politik lo dari sejak dini, lo akan jadi pribadi yang lebih dewasa dibandingkan anak-anak seumuran lo.. Karena kelak suatu saat nanti, lo pun akan berperan lebih besar atau bahkan terlibat langsung dalam pembangunan negara ini, dan pengetahuan politik sejak dini akan sangat membantu lo untuk nantinya memperjuangkan situasi iklim politik yang lebih sehat !
***
Quote:Seru kan jadinya klo pemilu lo lihat dari sudut pandang kaya gini? Lo jadi ngerasa punya andil juga buat nentuin arah daerah/negara lo. Karena emang udah jadi hakikat dalam demokrasi bahwa lo, gue, dan rakyat Indonesia lainnya untuk menjadi penentu kebijakan negara kita ini. Mudah-mudahan lo bisa milih wakil yang bener-bener sesuai harapan lo. Sehingga lo lebih ngerasa berkontribusi langsung sama kesejahteraan diri lo, keluarga lo, temen-temen lo, serta warga sekitar tempat tinggal lo.
âThe worst illiterate is the political illiterate, he doesnât hear, doesnât speak, nor participates in the political events. He doesnât know the cost of life, the price of the bean, of the fish, of the flour, of the rent, of the shoes and of the medicine, all depends on political decisions. The political illiterate is so stupid that he is proud and swells his chest saying that he hates politics. The imbecile doesnât know that, from his political ignorance is born the prostitute, the abandoned child, and the worst thieves of all, the bad politician, corrupted and flunky of the national and multinational companies.â - Bertolt Brecht
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5336b9f41e0bc387188b4669
0 komentar:
Posting Komentar