Home » » Fotografer Profesional VS Fotografer KW

Fotografer Profesional VS Fotografer KW

Written By demi anak on Jumat, 23 Mei 2014 | 21.31

Hallo gan


Ane lagi dapet kesempatan nulis nih.
Ane mau cerita tentang seputar pekerjaan ane.

Yap FOTOGRAFER



Mohon maaf kalo repost,
tapi sorry..

No Copy-Paste.


Quote:Original Posted By Penjelasan â–º


Memang Fotografer adalah pekerjaan yang paling unik, Susah dan Menyenangkan. Kalo sudah punya nama, Jadi FREELANCE pun ga masalah.
Tapi kalo masih fresh graduate, mending pikir lagi mau jadi freelance.

Pengertian fotografer itu adalah pekerjaan yang berkutat di bidang Fotografi. Kamera sebagai senjata utama, Lensa dan tentunya skill

Nah, Se iring dengan perkembangan zaman, Teknologi dan Trend di masyarakat. Fotografer sering menjadi korban "Salah Gaul". Fotografer jatuh pamornya akibat anak ALAY atau ABABIL ber DSLR.
Akibat itu, setiap orang yang punya kamera DSLR pun di Labeling FOTOGRAFER

Nah yang mau ane bahas disini, Gimana supaya situ tau FOTOGRAFER ASLI sama FOTOGRAFER ALAY.

Simak!



1. Fotografer ASLI Santai. Fotografer ALAY ribet.

Spoiler for Satu

Fotografer ASLI pas potret itu bawaannya santai, kalem dan tenang. Jari'nya yang sibuk atur tombol kamera, cari komposisi foto yang pas biar hasil fotonya memuaskan

Fotografer KW/ALAY ada object foto, posisi badan pas foto ribet. Mau badai angin-petir-kemarau-musim haji MODE-AUTO HARGA MATI. Ambil foto
Badan naik-turun, Maju-mundur, Serong kanan, serong kiri, pada akhirnya goyang poco-poco.

/> 2. Fotografer ASLI berpakaian biasa. Fotografer ALAY berpakaian Seharusnya-Yang-Mana a.k.a RIBET.

Spoiler for wow



Fotografer ASLI Bajunya sebagaimana mestinya manusia. Meskipun selera pribadi masing-masing, Tapi ga pernah menunjukan "Aku-Fotografer-Lho"

Fotografer ALAY Baju yang Seharusnya-Gimana. Ribet, sok "PROFESSIONALS" dan "PERFECTIONS".
Orang lain harus tau kalau dia Fotografer. NORAK


3. Fotografer ASLI jarang Narsis sama Kamera. Fotografer KW/ALAY sering... Ah sudahlah

Spoiler for telu



Fotografer ASLI Jarang atau tidak pernah Narsis sama kamera'nya sendiri dikaca, di spion atau di rumah teman. Kalaupun ada, itupun hasil foto teman. ucapan terimakasih yg tulus sebagai imbalannya bro

Fotografer KW Setiap moment dia "HUNTING" terselip foto dia narsis, sama teman-teman. foto selfie, narsis di kaca, di cermin Mall. Lalu foto incarannya ? Ahsudahlah.. mungkin hanya beberapa.

4. Fotografer ASLI menghargai waktu dan moment.

Spoiler for No jebmen

Fotografer ASLI menghargai waktu dan moment di tiap detiknya. Contohnya kayak di bromo. Berangkat dini hari, demi dapet foto sunrise yang ciamik. Tiap detiknya di rasa gan. Good moment!

Fotografer KW Tidak jelas kemana dia pergi, untuk apa, dan bagaimana skenarionya. Yang penting Click. Bagus. Share ke sosmed dengan caption "Mohon Bimbingannya kakak" atau "Hasil hunting hari ini".
Pas di cek semua foto tetep MODE-AUTO harga mati.


5. Fotografer ASLI menempuh pendidikan, tugas dan pengalaman. Fotografer ALAY ngemis orangtua, dan jadilah ia professional.

Spoiler for Terakhir

Fotografer ASLI Tentu aja belajar, Kuliah, bikin tugas yg awalnya impossible. Melalui proses panjang. Kritikan pedas dari dosen. Dan jadilah.

Fotografer KW Nungguin bapak-emak beliin kamera DSLR. Kadang ampe kabur-kaburan dari rumah (macem sinetron kah ?). Setelah kasihan, meskipun bapak-emaknya ga makan 3 bulan demi keinginan konyol sang anak untuk bergaya di mata teman-temannya. Berbekal ilmu singkat dari pegawai toko kamera ttg pengoperasian kamera tsb, jadilah ia sang fotografer.

Quote:Original Posted By Akhir â–º

Fotografer asli selalu menghargai karya'nya. Karena itu sebuah profesi, cari nafkah buat anak istri.

Fotografer KW berharap karya'nya di hargai orang lain. Karena itu sebuah kebanggaan, cari perhatian buat puas diri.


Ane bukan menghasut orang awam, ane pun saat ini usia mau kepala 3 masih belajar tentang fotografi. Cuma kesel aja sama tanggapan orang lain bahwa fotografer pekerjaan yang mudah, gampang, murahan, kacang rebus, siapapun biasa. Hey nak, itu semua tidak benar


Bedakan fotografer asli dan orang cuma iseng foto. Itu penting supaya bisa dapet moment. Mau bagaimanapun itu sebuah profesi, buat nafkah keluarga. kalau hasil fotonya jelek, kamu mau dipecat ?

Fotografer ga pernah umbar diri atau tinggi hati kalau dia seorang fotografer kok gan. Fotografer punya kode etik, ga asal sembarang jepret. Lah kalo yg difoto marah? Ente digampar!

Keep click!

Jika kamu dibelikan Kamera nan bagus, gunakanlah sebaiknya. Jangan sampai mubadzir. Ada kamera bagus jangan buat selfie aja

JANGAN SOMBONG


Mohon maaf kalo ada yg kesinggung, bagi yg ngerasa yaudah berubah, move-on, taubat. Kamera bukan Style, bukan aksesoris, tapi Passion, hobby dan alat pencari nafkah buat ane

Sumber foto: Google.com


Akhir kata Wassalamualaikum, Wr.Wb.


Cendol ? Kasih aja dah


--------------------------------------------------------------

Abang-Kakak-Ade-Eneng

disini kulo ngebahas tentang fenomena alay berDSLR.
dalam fotografi ga ada yang namanya AMATIR atau PROFESSIONAL. semua sama, MASIH HARUS BELAJAR.

yang dimaksud alay itu, yang udah ts sebut.

Ababil show off kamera isnt fotografer.
just stupid people yang cuma mau dipandang orang bagus.

fotografi itu seni, seni itu agung. menciptakan sebuah karya butuh niat, skill dan doa.

beda dengan ababil yang dimana hasil fotonya harus-kudu-pasti disukai orang banyak. lalu dengan itu barulah dia berpuas diri.


aganwati-agan, kenapa saya membuat thread seperti ini. karena demi kelancaran teman teman wartawan, satu detik moment untuk potret sangatlah berharga. kalian belum tau rasanya di marahi pimpinan redaksi yg berharap dapat foto bagus, untuk saingan sama surat kabar lainnya. karena juga mengingatkan adik-adik kita, yang mungkin masih labil dan butuh bimbingan agar tidak memaksakan untuk beli kamera demi gaya. ga ada sama sekali niatan buruk. cuma merasa kasihan aja, kalau anak saya nanti suka paksa beli barang demi gaya.

saya tau, karya seni bukan semata mata untuk cari nafkah. tapi anda harus tau, bahwa setiap foto adalah uang yang nanti didapat. disetiap kepuasan konsumen atau masyarakat, pasti dibayar.
fotografi itu sebuah hobby, tapi kalo ngga dapat duit bisa digorok istri, saudaraku.

fotografer asli (mau baru belajar, atau sudah senior) ga pernah bangga berlebihan. lebih baik bersyukur atas profesi yang kita dapat.

ababil berkamera ga pernah bersyukur. selalu mau lebih dari apa yang dia dapat.

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/537df64131e2e6336c8b457c

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger