Home » » Pandangan Mengenai Sistem Ospek di Indonesia

Pandangan Mengenai Sistem Ospek di Indonesia

Written By demi anak on Rabu, 17 Juli 2013 | 22.01

sorry acak-acakan (banyak yang salah kira nih, TS bukan penulis artikel ini)

maaf sebelumnya, bukan maksud membalas trit sebelumnya.. hanya meluruskan saja, karena trit yang sebelumnya saya kira hanya pemikiran sempit saja, tidak berpikir jauh kedepan. ini saya punya penjelasan mengenai MOS/Ospek yang ada di Indonesia kenapa sperti itu dan terkesan primitif. baca baik-baik ya . simak nih:


Spoilerfor MOS/Ospek:
Di beberapa SMP/SMA baru saja selesai dilaksanakan MOS/Mabis/apapun namanya. Tingkat Universitas pun akan melaksanakannya pada bulan Agustus-September besok. Diantara Anda mungkin masih sering berpikir, kenapa model MOS/ospek seperti itu masih dipertahankan? Dan kebanyakan seniornya hanya mengakatan ini sudah tradisi dan agar Anda punya kenangan di hari tua nanti. Jika Anda masih berpikir model MOS/Ospek ini tidak manusiawi dan tidak mencetak pemimpin, tolong baca ini. Saya punya jawaban filosofisnya. Semoga membuka pandangan baru.


Mengapa kami harus datang pagi-pagi?
+ Karena kami ingin Anda terbiasa menang sebelum berperang. Jika Anda calon pemimpin, tepat waktu adalah terlambat! Kebiasaan bangun pagi tidak bisa diajarkan secara teori, Anda harus mempraktekannya, minimal 3 hari ini.

Mengapa kami harus membawa barang2 yang tidak masuk akal dan ribet semacam pete, dot, ikat pinggang lonceng, kaos kaki sebelah, dan digundul? Kenapa harus tas kresek/karung tepung padahal kami punya yg lebih baik?
+ Pertama, karena kami ingin mengajarkan Anda untuk meninggalkan semua Ego. Kami tak ingin Anda meletakkan harga diri dan kualitas diri pada Tas bagus, Gadget, Perhiasan dan Sepatu impor. Yang jika semua itu hilang, maka hilanglah semua harga diri Anda. Jika Anda calon pemimpin, kualitas diri itu harusnya ada ada Iman, Ketakwaan, Skill, dan Akhlak. Sehingga tak perlu risau dengan apapun yang Anda pakai. Anda tetap berharga dan dihargai!
+ Kedua, khusus Anda yang terbiasa hidup enak di rumah dan segalanya dipenuhi, ketahuilah akan ada saatnya berbalik. Entah orang tua Anda meninggal, di-PHK atau bangkrut. Bersiaplah dengan segala kemungkinan yang tak pernah Anda bayangkan sekarang!
+ Ketiga, sebagai calon pemimpin masa depan, Anda harus terbiasa merasakan apa yg dirasakan rakyat Anda. Merasakan penderitaan itu tidak bisa diresap jika hanya lewat seminar, Anda harus menjadi mereka! Setidaknya dalam 3 hari.

Mengapa kami dicacimaki walau tidak melakukan kesalahan? Seakan senior hanya mencari-cari kesalahan?
+ Karena kami ingin memberitahu Anda, bahwa hidup itu keras dek!! Di dunia kerja atau usaha nanti, Anda PASTI mengalami hal yang sama. Dimarahi bos, dicacimaki costumer, bekerja dibawah tekanan, dll. Anda akan lebih banyak merasakan hal yang TIDAK Anda inginkan, maka kami memberikan “simulasi” ini sejak Anda muda. Dimarahi/Kegagalan dan Kesuksesan/Pujian ibarat 2 sisi koin yang sama. Jika Anda takut dimarahi, maka sebenarnya Anda juga tidak pantas sukses. Gagal itu pasti, tapi bangkit itu pilihan. Dan bangkit dari kegagalan itu tidak bisa diajarkan dari workshop saja, Anda harus merasakannya!

Ini hanya 3 hari, kawan. Sedangkan Anda mungkin akan hidup selama 70 tahun. Pemimpin besar kelas dunia merasakan yang lebih parah dari ini. Dipenjara, diludahi, diasingkan, ditembak peluru nyasar, diteror, dan perlakuan kasar lain. Jika Anda baru digertak sedikit saja sudah memble, sebaiknya Anda minta dimasukkan ke dalam perut ibu Anda lagi saja. Jadi ingat moto Paskibra “Takut Mati Jangan Hidup. Takut Hidup MATI SEKALIAN!!”

Anda yang hanya ingin dapat banyak tapi tak mau mengambil resiko, tak mau bersusah payah, berarti cocok jadi KORUPTOR di masa depan. Guru terbaik membentuk pemimpin yang berkarakter adalah pengalaman. Tak ada pelaut tangguh yang dilahirkan dari laut yang tenang. Jadi, nikmati saja semua proses ini. Gondoklah saat ini, tapi suatu saat Anda akan berterima kasih pada senior2 Anda dulu.

Percaya itu.

*Share jika Anda mendapatkan manfaat dari tulisan ini
robbani.alfan@gmail.com

originally by Robbani Alfan (sumber)


*DELETED*
==================================================

saya perhatikan kok malah jadi ribut ini thread, oke sekarang gini disini saya cuma ngasih pandangan aja ko tentang MOS/Ospek, apakah salah? saya emang setuju dengan artikel yang ada diatas. Dan cuma mau ngelurusin kalo MOS/Ospek yang sekarang ini ga sebegitu buruk yang kalian (yang contra) pikirkan ko. Masih ada manfaatnya, karena saya ngerasain sendiri.

salah ya saya ngasih pandangan? ha? keliatan ko dari balasan trit ini, mana yang bener-bener kritis dan mana yang cuma pengen menghujat. thats fine.


KOMEN BERMUTU
Spoilerfor komen bermutu:
Quote:Original Posted By gudang.kita â–º
setuju.. ane dukung kok ama kegiatan ospek gt.. biar kalian mulai bisa ngerasain susah dikit, jgn mau cuma enaknya aja..


Quote:Original Posted By abeeyroad â–º

sebenernya ini semua intinya tergantung situasi dan kondisi sih gan..banyak yang mengaplikasikan nya secara positif ada juga oknum oknum yang jadiin momen ini sebagai balas dendam..

kayak contoh ane sama abang ane aja deh..ane teknik mesin,doi arsitek..kami dulu beda kampus..tapi sama sama teknik..tapi semua pure beda gan..di tempat ane kebetulan himpunan nya keras..dan di kampus abang ane baek2 aja..malah positif dan sering ngadain event juga..

dan itu tergantung dari masing masing individu nya,masih kebawa dendam di masa lalu atau dia udah bisa move on dan baek2 aja sama junior nya

tapi ane pikir harusnya sih itu udah ga ada,mungkin jaman ane yaaa masih wajar aja lah yang namanya camp,main fisik segala macam..tapi ini kan era globalisasi..harusnya sih udah ga ada gan

Quote:Original Posted By Agoypra â–º
ane sependapat ama TS. Karakter adalah pondasi hidup untuk mengarungi kerasnya kehidupan pada saatnya nanti.
Mos/Ospek dengan cara yg lama (dengan senior yg bertujuan untuk membentuk karakter tentunya bukan untuk mencari kesenangan semata) ane rasakan sendiri manfaatnya. Sampai ane kerja juga ane msh ngerasain tuh manfaatnya.


Quote:Original Posted By ausie â–º
Wah ane 50:50 tentang ini gan karena ane pernah jadi peserta mos dan tahun berikutnya jadi panitia mos
mos itu selama tidak melebihi batas wajar, misal nya cuma untuk mengenal lebih dekat ya ga papa, cuma kalo udah disuruh masuk kali nyari lele kan ga lucu gan. so keep positive thinking aja, kita ga tau kapan kita membutuhkan orang yang pernah jahat sama kita



Quote:Original Posted By wede56 â–º
Setuju sihh sama maksudnya MOS tapi ada aja beberapa penyelewengan oknum ooknum tak bertanggung jawab , , , maksud maksud yg TS jabarin bener banged gan . . . Di Militer ya kaya gitu juga . ..
Taroo page one gan . . .

Quote:Original Posted By oppagangnam â–º
Ospek itu perlu, gan. Soalnya kerasa banget pembentukan mental dan karakternya. Jadi setelah Ospek itu bener2 bikin ane seangkatan jadi ga egois, mau berkorban, kompak, satu salah semua salah, satu untuk semua, semua untuk satu, lebih hormat ke senior, lebih menghargai segala sesuatunya.

Ospek di kampus ane juga mulai surut. Jadi kayak formalitas gitu doang. Jadi, karakter maba yang dibentuk jauh sama angkatan atas yang lebih solid.

Tapi jangan juga sampe ada tindakan kekerasan (plonco) gitu2 gan. Kao atribut doang, disuruh push-up, tugas ini-itu, dimarahin, digoblok2in, ya masih wajar lah menurut ane.

Tapi digoblok-goblokinnya saya kurang setuju

Spoilerfor best: Quote:Original Posted By crazaâ–º
Cuma sekedar share aja gan, waktu jamannya ane masuk kukiah, ospek masi keras... Dan saat itu legal, sekitar 7 tahun lalu... Ahasil mental dan pandangan ane ke orang yg lbh tua (dosen, karyawan dsb) lbh santun dan hormat... Bukan cuma ane, temen ane 1 angkatan juga gitu... Terbukti dosen dan karyawan serta senior2 pada bilang kalo angkatan yg lbh tua itu lbh hormat dan santun ke mereka....
Nah akhir2 ini kan ospek maba itu mulai di tiadakan, alhasil junior ane hampir semuanya ngelunjak, jgnkan nyapa pas ktemu yg lbh tua, di kelas aja bisa kaya pasar, teriak2 kaya orang liar gitu. Dosen dan karyawan juga mengeluh karna mereka bener2 keterlaluan. Kalo nyontek di tegur mereka cuek aja, mau di ambil kertas ujiannya malah ngelawan, yah tugas ane dan kawan2 yg lbh tua emang mendidik dan mempertahankan TRADISI SANTUN yang udah lama senior ane jaga ke dosen dan karyawan bahkan alumni, tapi kalo ospek di tiadakan, rekan2 senior juga ga bs ngasi tau tradisi tersebut.
Alhasil kekeluargaan yang terjaga di almamater saya hanya sampai di 4 angkatan setelah saya yg terhitung masi sempat mendapat ospek "keras". Itupun tidak semua bisa akrab karna pada saat itu ospek bukan lagi suatu kewajiban, namun pilihan.

Pengalaman spyg ane ceritain ini membuat ane mengambil kesimpulan dengan otak ane yg relatif bodoh, yaitu bahwa bangsa kita blm mampu memiliki kesadaran pribadi untuk lebih menghargai rekan2 kita yg lbh tua. Serta junior2 ane atau mungkin maba2 lain blm mampu untuk "dilepas" begitu saja tanpa ada ospek. Mereka blm mampu membawa diri mereka untuk beradaptasi dengan kultur lingkungan baru.
Maaf kalo pendapat ane ternyata bertentangan dengan agan2 sekalian

iya gan bener nih buktinya, banyak ko pelajar sekarang yang ga menghargai orang tua. yang udah dewasa jg ada, yang nyiram air

Quote:Original Posted By TheDayWalkerz â–º
orang indonesia itu pikirannya sempit jadi ga ngerti tujuan sebenarnya..
kalau orang yang punya pikiran luas, sekeras apapun mosnya setidakwajar mosnya atau sebodoh mosnya dia bisa mengambil keuntungan (dalam hal ini pengalaman)

mos itu cuma gambaran DUNIA kita nanti kalau sudah bekerja... ada yang wajar ada yang keterlaluan kan? dunia seperti itu kan? kenapa bukan sebagai cambukan buat maju?

otak dipake buat mencerna bukan emosi yang nelen mentah-mentah.. lu kalo mau maju jangan mikir make emosi yang cuma taunya sakit, enak, benci, baik dsb dong, otak dipake buat mikir tanpa emosi.. yang buat orang bodoh itu mereka lebih memilih mendengarkan emosi daripada otak..

setuju !! kalo nyikapin sesuatu pake kepala dingin ya, jangan pake emosi sampe TS nya dibilang tolol nih

Quote:Original Posted By ChocoTop â–º
IMHO

Kalo menurut ane sebenernya ini cuma masalah perbedaan pendapat ttg kinerja dilapangan aja

Kalo ngomongin soal tujuan awal, tujuan utama dibuat MOS dan tujuan sebenarnya dari dibentuk mos itu sendiri, ane sependapat dengan TS.

Tapi yang bikin kontra disini sebenernya praktek mos itu sendiri

Kebanyakan mos sekarang tuh cuma buat ajang "kebiasaan" doang, bukan lagi sesuai tujuan utamanya

Cuma sebagai adat tahunan yang dilakukan sekolah2an, sampe akhirnya melenceng dari tujuan awalnya, sampe akhirnya muncul deh kontra2 kayak yang udah rame di trit ini, dan utk bbrp hal ane setubuh sama kontra nya

Tapi bukan untuk berpihak, cuma mengutarakan pendapat

MOS itu tujuan awalnya setau ane sih memang sesuai dengan yg ts omongin.. Tapi pada praktiknya apa?

Murid yang baru 1 tahun masuk smp/sma, langsung masuk OSIS & langsung ditunjuk jadi panitia mos tanpa mengerti tujuan awal mos itu sendiri..

Menurut ane dari situ lah muncul masalahnya mengenai mos itu sendiri

Makanya deh muncul yg namanya MOS itu cuma buat mejeng didepen adek" kelas, bikin sengsara, marah2 tanpa alasan yg jelas

Dan menurut ane juga, pelaksanaan mos ini sekarang samsek tidak tepat sasaran

Samasekali tidak tepat sasaran

Cuma sekedar pendapat, imho
Ane baru 1 taun lalu di MOS. Jujur dari hati ane yang terdalam ane ngga dapetin apapun dari MOS itu sendiri.

CMIIW

nah...




wejangan hebat dari agan ini:
Spoilerfor wejangan: Quote:Original Posted By sapi_cakepâ–º

Quote:Original Posted By TheRevanchist â–º
Disiplin harusnya datang dari dari endiri
bukan dari orang lain

diajarkan dengan baik dan benar
bukan dengan kekerasan

begitu juga dengan ego dll
Kecuali dengan syarat2 khusus (militer, kepolisian, dsb) tapi apakah pada militer *kekerasan* hanya dilakukan 3 hari/seminggu saja? tidak melainkan bertahun2 untuk menempa apa yang dibutuhkan

MOS hanya merusak mental menurut ane, dimana mental yang baik harusnya mental yg kritis, pemimpin dll dijadiin mental kaku yg cuma bisa "iya-iya" saja, dengan metode sekrang saya juga gak yakin bisa menempa mental *tahan banting dan pemimpin* yg dielu-elukan


ane setuju banget ama agan TS
bukan agan QUOTE
pengalaman ane malang melintang di universitas kehidupan tuh

disiplin emang datang dari sendiri
tapi klo kita engga diperkenalkan ama disiplin kita engga akan pernah sadar

MOS yg pake kekerasan itu yg engga berguna
tapi klo cuman sekedar
pake topi segitiga
bawa2 tas kresek besar
ada tag nama2 kue yg dijadiin nama si pengguna
menurut ane fine2 ajah

Quote:
MOS hanya merusak mental menurut ane, dimana mental yang baik harusnya mental yg kritis, pemimpin dll dijadiin mental kaku yg cuma bisa "iya-iya" saja, dengan metode sekrang saya juga gak yakin bisa menempa mental *tahan banting dan pemimpin* yg dielu-elukan


dimana-mana yang namanya mental yang kritis bakalan selamanya mental kritis
apalagi klo jadi pemimpin
dipikir jadi pemimpin engga punya musuh??
SALAH BESAR
dimana-mana yg namanya pemimpin pasti punya musuh
PASTI
klo pemimpin cuman bisa bilang "iya2 saja"
brarti tuh pemimpin engga kreatif alias engga bisa dijadiin pemimpin alias cuman bisa jadi kambing hitam

cara jadi kreatif:
klo misalkan disuruh bawa aer mineral 500ml
bli ajah aer yg 600ml trus yang 100ml diminum sendiri
klo kakak kelas engga terima ajak debat
klo diancam dikeluarkan dari sekolah>>mereka cuman murid juga, g mungkin bisa kluarin kita

mereka emang engga sadar klo MOS itu berguna
ane sadarnya 5 tahun setelah lulus SMA

MOS bikin:
- ane bisa deket ama temen se-genk ane(walopun udah 10 tahun lulus SMA)
- ane bisa cerita banyak ama temen2 ane klo pas MOS itu gini-gitu
- ane jadi tau sudut2 sekolah ane
- ane jadi kenal akrab ama penjaga kantin ane
- ane jadi tau siapa kepsek ane
- ane jadi tau siapa2 kakak kelas yang cakep2
- ane jadi bisa mandiri
- ane jadi berani

jadi klo kalian masih kesel ama sistem MOS saat ini
congrats kalian cuman anak manja yang bisanya cuman ngerengek ama ortu

BTW pas ane MOS SMA+kul g ada yg bantuin ane buat bli2 barang aneh
smuanya ane lakuin sendiri (pernah sampe tengah malam baru kelar)
soalnya ortu ane kerja di pulau seberang
ups.....
sori klo kepanjangan
habis ane gemes ama anak2 jaman sekarang
terlalu SPOILED BRAT.....


Mungkin gini kesimpulannya, MOS/Ospek dibeberapa daerah di Indonesia itu ga tepat sasaran. Menyimpang dari tujuan aslinya, kalau pas jaman saya 3 taun yang lalu MOS nya gada yang menyimpang tuh. Lancar, gada perpeloncoan, jotos-jotosan, dan dikecam sama sekolah untuk nampar, tendang, senioritas, dll. Emang bener faktanya Mos 3 hari ga ngefek apa-apa mungkin, paling cuma awet seminggu. Tapi masih ada pelajar-pelajar disitu yang punya pikiran kalo mereka harus jd lebih baik, dan itu dimulai dari 3 hari itu. Gamasalah toh efek yang besar dimulai dari 3 hari? Intinya gimana kita nyikapin MOS/Ospek itu sendiri. cmiiw

maap ye kalo ada salah kata, gabrmaksud provokatif . sialnya ane dapet bata haha

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/51e687893c118e0a58000006

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger