Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara mengenai merosotnya nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurut Presiden, hal itu terjadi karena dua faktor, yakni di eksternal dan internal Indonesia.
Dalam jumpa pers seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (21/8/2013), Presiden menjelaskan, faktor eksternal ialah ditetapkannya kebijakan moneter di Amerika Serikat. Kebijakan itu berpengaruh kepada situasi keuangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Adapun faktor internal, Presiden mengakui adanya masalah ekonomi Indonesia di mana ekspor menurun, tetapi impor tetap tinggi. Penurunan ekspor itu, kata dia, dampak dari resesi dunia. Akibatnya, neraca perdagangan dan neraca pembayaran menjadi tidak baik.
Situasi tersebut, tambah Presiden, mengakibatkan pasar di dalam negeri maupun luar negeri khawatir jika pertumbuhan ekonomi Indonesia turun tajam. Selain itu, jika tidak ada solusi dari defisitnya neraca perdagangan dan pembayaran, kata dia, pasar khawatir ekonomi Indonesia menjadi tidak baik.
"Inilah yang sebabkan hari-hari terakhir terjadi penurunan tajam atas nilai tukar rupiah. Meski di kawasan Asia ini di tengah-tengah, ada yang lebih baik, ada yang lebih buruk. Namun, bagi kita, tidak perlu membandingkan. Bagaimananpun ini harus kita atasi agar nilai tukar rupiah tidak lebih memburuk dan tidak lebih mengganggu perekonomian kita secara keseluruhan," kata Presiden.
Presiden menambahkan, pemerintah akan merumuskan kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut hingga dua hari ke depan. Menteri-menteri terkait akan menjelaskan apa saja kebijakannya pada Jumat (23/8/2013). Setelah itu, kebijakan itu direalisasikan.
Seperti diberitakan, IHSG dan nilai tukar rupiah, Selasa kemarin, kembali terpuruk terdalam di kawasan Asia. Indeks setempatmenyentuh level terendah, yakni 4.062, sementara nilai rupiah sempat menembus level Rp 10.851 per dollar AS. Nilai tukar rupiah kemarin ditutup Rp 10.723 per dollar AS.
EMBER
Spoilerfor Celotehan saja:
Ku tak berharap pada dua sejoli SBY-Budiyono. Kata orang Melayu, mereka ada tak menggenapkan, tiada tak mengganjilkan. Tapi kita harus berbuat dan membantu negeri kita tercinta ini. Kurangi/minimalkan konsumsi barang impor, jika memang tak perlu jangan dibeli. Termasuk jalan2 ke LN
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5214a4d4feca17da40000003
0 komentar:
Posting Komentar