Home » » Adat Istiadat Pernikahan dalam Tradisi Melayu Sambas

Adat Istiadat Pernikahan dalam Tradisi Melayu Sambas

Written By demi anak on Senin, 27 Januari 2014 | 04.13

Adat Istiadat sebelum acara Pernikahan

1. Bepallam

Spoiler for Cek 1: Beberapa daerah memiliki adat istiadat yang unik, masing - masing daerah itu memiliki adat istiadatnya tersendiri yang sudah ada sejak dahulu. Seperti adat istiadat ketika menyambut kelahiran anak, pernikahan, panen padi dan sebagainya.

Di kabupaten Sambas memiliki adat istiadat yang unik, yaitu adat istiadat yang dilakukan sebelum acara pernikahan yang disebut " Bepallam ".

Kata " Bepallam " memiliki kata dasar " Pallam " yang artinya disimpan atau diletakan pada suatu tempat yang orang lain tidak tahu keberadaannya dalam waktu yang cukup lama.

Adat istiadat " Bepallam " ini adalah adat yang dilakukan oleh orang yang akan melaksanakan acara pernikahan, baik oleh calon pengantin pria maupun wanita. Adat " Bepallam " ini di lakukan tiga hari atau lebih sebelum hari H nya acara pernikahan. Biasanya calon pengantin ini dilarang untuk keluar dari rumah atau bepergian. Selain itu juga, baik itu calon pengantin pria maupun wanita diberi "Kasai ".
Kasai adalah sejenis lulur yang terbuat dari beras yang kemudian dihaluskan dan diberi " Gambir " ( sejenis rempah ). Kasai tersebut dilulurkan ke seluruh tubuh si calon pengantin tersebut selama 3 hari.

Selama "bepallam " calon pengantin harus berpantang yaitu untuk tidak keluar dari rumah. Adapun inti dari " Bepallam " tersebut di kaitkan dengan hal - hal yang magis, misalkan agar nantinya pernikahan itu langgeng tapi secara ilmiah "Bepallam " suatu adat yang bertujuan agar kulit sang calon pengantin menjadi bersih, mulus dan tidak terkena matahari dan salah satu nya agar kulit calon pengantin itu mulus adalah dengan ber "kasai " atau luluran.
Setelah be"pallam " biasanya calon pengantin itu juga akan menjalani ritual "Betangas " .

Bepallam ini merupakan adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat melayu Sambas. Pada umumnya ada yang membantu calon pengantin untuk melakukan luluran. Orang yang di pilih adalah kerabat atau teman dekat yang juga di pilih sebagai "pengasuh " atau pagar ayu nya calon pengantin saat acara pernikahannya nanti.

2. Betangas

Spoiler for Cek 2: Setelah melaksanakan " Bepallam " maka calon pengantin akan melaksanakan ritual berikutnya yitu " Betangas ". Adat ini di lakukan di hari ketiga " Bepallam ".

"Betangas " adalah adat istiadat yaitu membersihkan tubuh dengan air hangat yang disertai dengan wewangian. Air itu direbus bersama daun serai yang kemudian air itu dicampur dengan air dingin baru kemudian disiramkan ke seluruh tubuh.

Ketika membersihkan tubuh dengan air hangat yang disertai daun serai itu, daun tersebut di gosokan ke bagian tangan atau kulit tubuh agar kotoran yang menempel hilang dari tubuh. Setelah selesai menyiramkan air hangat ke seluruh tubuh,maka calon pengantin tersebut diminta untuk berjongkok yang kemudian ditutup dengan tikar yang dibentuk menjadi gulungan yang kemudian atas tikar tersebut ditutup menggunakan kain. Fungsinya adalah agar kulit tersebut menguapkan bau tubuh yang kurang sedap sehingga tubuh sang calon pengantin menjadi harum.

Adapun adat istiadat ini khasiatnya atau manfaatnya hampir sama dengan bepallam yaitu untuk menjaga kulit sang calon pengantin agar tidak terlihat kusam, menambah aura agar sehingga pada hari persandingan kulit dan wajah calon pengantin ini terlihat berseri. Mungkin di zaman modern ini terutama untuk masyarakat di kota - kota besar mereka lebih memilih ke salon untuk perawatan. Namun untuk beberapa daerah adat istiadat yang dilakukan secara tidak langsung menjadi "salon " buat perawatan kulit sebelum melansungkan acara pernikahan.

Selain betangas ada juga adat istiadat lain nya yang di lakukan yaitu antar pinang atau antar uang yang di lakukan dua hari atau lebih sebelum acara pernikahan di lansungkan. Dan adat istiadat ini akan di bahas pada postingan selanjut nya.

3. Berinai
Spoiler for Cek 3: Sebelum acara pernikahan, dilaksanakan adat istiadat Bepallam, Betangas dan antar uang. Namun satu tradisi yang hampir terlupakan yaitu Berinai. Pada masyarakat melayu terutama melayu Kabupaten Sambas, saat bepallam maupun betanggas, sepuluh jari calon pengantin pria dan wanita dibubuhi inai. Inai tersebut bewarna kemerah-merahan dan proses pembubuhan inai tersebut dilakukan secara tradisional.
Spoiler for Daun Inai:
Daun Inai

Spoiler for Cara pakenya:
Cara pakainya

Spoiler for hasilnya:
Ini hasilnya
Sebelum inai dikenakan ke jari, ia adalah berupa daun yang dijemur sehingga kering atau masih segar. Biasanya daun inai yang sudah dikeringkan mempunyai kualitas warna merah lebih bagus dari pada daun inai yang masih segar. Daun inai tersebut digiling atau ditumbuk untuk mendapatkan getahnya. Apabila daun inai sudah halus baru dibubuhkan ke jari dengan diikat menggunakan kain atau kantong plastik yang disobek sesuai ukuran jari. Untuk hasil yang memuaskan, inai tersebut dibiarkan selama satu hari agar warnanya lebih merah.

Biasanya yang membubuhkan inai pada calon pengantin adalah sang pengapit pengantin. Saat pembubuhan inai pada jari, anak-anak atau saudara sang calon pengantin juga ikut membubuhi jari mereka dengan inai. Pada saat itu terlihat kegembiraan keluarga yang akan menyambut acara pernikahan. Khusus masyarakat melayu sambas, pengantin akan diarak diiringi musik tanjidor.

4 Antar Uang

Spoiler for cek 4: Adat istiadat " Bepallam ", "Betangas " di lakukan sebelum hari H acara pernikahan. Kedua adat istiadat tersebut di lakukan secara berurutan yang di mulai dari " Bepallam ".

Selain "Bepallam " dan " Betangas " ada tradisi yang dilakukan sebelum hari H nya acara pernikahan yaitu " Molah Tarup ". Adat ini adalah mendirikan tenda yang terbuat dari bambu, kayu kecil dan papan. Bentuknya memanjang seperti rumah panjang. Tradisi tersebut lebih banyak di lakukan oleh pihak keluarga calon pengantin perempuan. Sementara " Antar Uang " ini di lakukan oleh pihak keluarga calon pengantin laki - laki.

Antar Uang adalah adat istiadat yang dilakukan sebelum acara pernikahan berlansung, sekitar dua hari atau tiga hari. Antar Uang ini hampir sama dengan acara pernikahan atau acara tepung tawar, yang mana ada hari Buat Bumbu, hari Motong dan hari Pupus. Sudah menjadi adat istiadat nya masyarakat Melayu Sambas bahwa ketika ada acara seperti ini, tamu yang di undang untuk hadir haruslah membawa Pakatan. Biasanya setelah acara selesai, pihak keluarga beserta tetangga atau tokoh - tokoh masyarakat seperti pak Kades, ketua RW, ketua RT, berkumpul bersama keluarga dari pihak laki - laki di rumah calon pengantin laki - laki. Saat itu lah seperti diskusi di lakukan karena pada hari tersebut barang - barang antaran ( pinangan ) akan di bawa lansung ke rumah calon pengantin perempuan.

Sementara di pihak calon pengantin perempuan, mereka sudah menyajikan beberapa hidangan untuk menyambut kedatangan rombongan pihak keluarga calon pengantin laki - laki yang rombongan tersebut adalah Kepala Desa, pak RT, Lurah serta keluarga calon pengantin laki - laki. Sekadar catatan bahwa sebelum menjalankan adat istiadat Antar Uang kedua calon pengantin itu sudah di ijab kabul kan atau sudah dinikahkan secara sah menurut agama Islam.

Pihak calon pengantin laki - laki yang mendatangi rumah calon pengantin perempuan ini membawa seperangkat alat shalat, perlengkapan diri seperti pakaian, sabun dan sebagainya, serta cincin.

Jika pihak keluarga calon pengantin laki - laki sudah memasuki rumah calon pengantin perempuan maka mereka di persilakan duduk. Sebelum nya pihak keluarga calon pengantin laki - laki melontarkan pantun yang kemudian pantun tersebut harus di jawab oleh pihak keluarga pengantin perempuan. Setelah selesai berpantun, baru lah pihak keluarga calon pengantin laki - laki menjelaskan perihal kedatangan mereka serta barang - barang yang mereka bawa untuk di berikan ke pada calon pengantin perempuan. Pembacaan nama - nama barang itu menggunakan Speaker sehingga tetangga bisa mendengar nya juga. Biasanya rumah calon pengantin perempuan penuh dengan warga yang berdatangan untuk menyambut pihak keluarga calon pengantin laki laki.

Setelah acara selesai, selang dua hari akan dilansungkan adat istiadat yaitu " nurunkan pengantin " yang di lakukan pas hari H nya acara pernikahan. Yang melakukan adat "Nurunkan pengantin " ini adalah dari pihak laki - laki yang lansung membawa barang - barang yang pada saat antar uang, barang tersebut sengaja tidak di bawa. Biasanya beras 20 Kg, beserta Koper nya yang berisi pakaian pengantin laki - laki. Sebelum keluar dari rumah tidak lupa membaca Shalawat serta ditaburkannya beras kuning.


5. Antar Pakatan Baca disini


Budaya Lainnya dapat di cek di thread lainnya Disini

Sumber dari blog ane. Pecidasase

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52833c5440cb17950a000008

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger