Anak Panti Asuhan Samuel Tidur di Kandang Anjing
Petugas kepolisian mengevakuasi anak anak dan balita di Panti Asuhan Samuel di Gading Serpong Sektor 6, Blok GC, Kabupaten Tangerang (24/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Anak asuh Panti Asuhan Samuel, Gading Serpong, Tangerang, Banten, mengaku menerima berbagai siksaan ketika tinggal di panti yang berdiri sejak 2001. Salah satu anak bahkan berkata pernah dipaksa tidur di kandang binatang.
"Iya, saya pernah tidur di kandang guguk (anjing)," ujar salah satu anak asuh, J, 9 tahun, saat ditemui Tempo di kantor Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron, Sunter, Jakarta Utara, Senin, 24 Februari 2014. (baca: Polisi Temukan 2 Bayi Sakit di Panti Asuhan Samuel)
Panti Asuhan Samuel menjadi sorotan akibat sejumlah anak asuhnya kabur. Mereka yang kabur mengatakan tidak betah tinggal di sana karena kerap disakiti dan diperlakukan tidak layak, seperti diberi makan makanan basi dan dipukuli. (Baca: Panti Asuhan Samuel Dilaporkan ke Polisi)
J, salah satu anak yang berhasil selamat, mengatakan dipaksa tidur di kandang anjing karena mencoba kabur beberapa kali. Ia berkata, dirinya tidur di kandang anjing semalaman. Menurut J, dia tidur di kandang anjing yang jumlahnya enam ekor. "Anjingnya anjing kampung," ujar J, yang hari ini datang mengenakan celana pendek dan kaus merah.
Selain dikurung, menurut J, dirinya juga pernah dipukuli dan tidak diberi makan. Menurut J, dirinya pernah dipukul dengan gesper di tengkuk, punggung, dan tangan. "Pas saya dikurung, pagi-pagi baru dikeluarkan, tapi tidak dikasih makan," ujar J.
J mengatakan hukuman kurungan tidak membuatnya jera untuk mencoba kabur. Setelah dihukum, kata ia, dirinya bersama anak asuh yang lain juga masih mencoba kabur.
Hal senada diucapkan oleh P, 14 tahun. Ia mengaku pernah dipukuli, dirantai, dan diborgol oleh pengelola panti. Hal itu, kata ia, dilakukan pengurus karena dirinya kerap mencoba kabur seperti J. "Saya sering nyoba kabur, tapi sering ketangkap juga. Saya sempat diborgol dan dirantai agar tidak kabur," ujar P, yang mengaku gemar main Internet.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...Kandang-Anjing
Komentar TS : cintai dan sayangi anak, karena anak adalah generasi penerus bangsa ini yang kelak akan mengguncang dunia ini - Soekarno -
Quote:
Senin, 24 Februari 2014 | 14:57 WIB
Panti Asuhan Samuel Ternyata Tak Berizin
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengevakuasi anak-anak dan balita dari Panti Asuhan Samuel di Gading Serpong Sektor 6, Blok GC, Kabupaten Tangerang (24/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kabupaten Tangerang memastikan jika Panti Asuhan Samuel yang berada di Sektor 6, Gading Serpong, tidak memiliki izin apa pun terkait pengoperasian dalam menampung anak yatim piatu dan terlantar. "Izinya tidak ada," kata Camat Kelapa Dua Yayat Rohiman kepada Tempo, Senin, 14 Februari 2014.
Menurut Yayat, bangunan tiga lantai yang bernama Samuel Home itu baru pindah ke Sektor 6 GC 10 Nomor 1, Cluster Miccelia, tiga minggu lalu. "Kepindahannya pun tidak lapor ke RT dan RW setempat," katanya. (baca: Anak Panti Asuhan Samuel Tidur di Kandang Anjing)
Panti asuhan itu, kata Yayat, ada di lokasi perumahan, bukan di tempat yang selayaknya untuk panti asuhan. "Dan bangunannya tidak berizin," katanya.
Terkait informasi adanya kegiatan ilegal di panti itu, seperti penyekapan dan penyiksaan, Yayat mengatakan belum mengetahuinya secara persis. "Kalau memang itu benar ada penyekapan dan penganiayaan, itu merupakan kegiatan yang tidak wajar dan tidak berperikemanusiaan," kata Yayat. (baca: Polisi Temukan 2 Bayi Sakit di Panti Asuhan Samuel)
Samuel Watulingas, pemilik panti asuhan itu, mengatakan belum sempat mengurus perizinan tersebut. "Kan baru pindahan," katanya.
Panti Asuhan Samuel menjadi sorotan karena adanya laporan penyiksaan, penyekapan, dan eksploitasi anak yang tinggal di sana. Komnas Perlindungan Anak sudah mengevakuasi 32 anak dari panti itu hari ini.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...ta-Tak-Berizin
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/530b92dbfbca17167c8b47aa
0 komentar:
Posting Komentar