Pesona Jakarta begitu memikat, menarik banyak orang berlomba datang ke ibu kota untuk mengadu nasib. Para pendatang rela bekerja apa pun di sini. Dari yang halal sampai bisnis terlarang seperti prostitusi.
Uniknya, prostitusi di Jakarta banyak dikemas dalam berbagai bentuk. Bahkan pekerjaan sekelas penumpang bayaran alias joki, pekerjaan semula dianggap remeh, kini berujung menjadi transaksi syahwat yang menyilaukan.
Betapa tidak, joki-joki berwajah molek dan bertubuh sintal bisa meraup rupiah lebih dari biasanya. Tumpukan rupiah bisa didapat joki tersebut asal mau melayani nafsu si sopir.
Berikut adalah fakta-fakta tentang prostitusi para joki ini:
1. Joki berpenampilan modis paling laris
Bercelana jins hitam dan kaus ketat, Nin (20) 'mengalahkan' banyak saingan joki lainnya. Dengan bangga dia mendekat ke mobil Mazda CX-5 hitam. Tangannya sigap menggapai tuas. Dalam hitungan detik, gadis ayu itu telah nangkring di bangku bagian depan seraya membanting pintu mobil.
"Aduh, pilihnya yang montok," kata Tuti kesal melihat pengemudi memilih temannya berpakaian seksi. Padahal Tuti lebih dulu sigap melihat mobil itu menepi. "Pengemudi memang begitu, sukanya gadis dan pakaiannya ketat-ketat," katanya.
Berbeda dari Nin, Tuti mengakui saat ini joki berpenampilan kucel jarang dilirik para pengguna jasa penumpang bayaran.
Nin, 20 tahun, joki esek-esek mengaku berpenampilan modis supaya makin laris. Dia kerap berpakaian serba ketat serta memakai wewangian. "Kalau nggak begini jarang dilirik. Begini aja kadang nggak ada yang mau angkut," katanya Selasa pekan kemarin.
2. Joki seksi layani nafsu lelaki di hotel melati
Ayu, joki cantik lainnya mengakui, belakangan teman-temannya sesama joki memang bersedia memberikan pelayanan lebih. Dia menyebut biasanya mereka terdiri dari remaja 18 tahun. Tempat mangkalnya berdekatan dengan Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya. "Kalau sudah sore biasanya makin banyak ABG-ABG," kata Ayu saat ditemui Kamis malam pekan kemarin.
Ayu menyebut ciri-ciri joki bisa diajak tidur kerap berpakaian ketat dan mencolok dari lainnya.
Salah satunya Nin, rayuan uang dan desakan pergaulan membuat dia berani menerima tawaran untuk tidur bareng. "Karena butuh uang," katanya.
Dia mengaku tidak setiap hari ditawari untuk menemani tidur. Biasanya menemani pengemudi paruh baya di sebuah hotel kelas melati di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. Bahkan kadang ada pengemudi mengajak dia hanya untuk menemani berkaraoke.
3. Sebulan raup jutaan rupiah
Saban hari Nin, si joki seksi keluar dengan pakaian modis. Hal itu dia lakukan untuk memikat para pengemudi agar mau memakai jasanya sebagai penumpang bayaran. Nin memang tidak mematok bayaran. Sekali menemani pengemudi sampai tujuan bebas lokasi three in one, Nin dibayar mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. "Kalau baik ada yang kasih Rp 50 ribu, tapi jarang-jarang," ujarnya.
Untuk tarif pelayanan ranjang, Nin biasanya berunding dengan pengemudi. Paling tidak jasa kehangatan dia berikan dihargai Rp 500 ribu. Bahkan kadang dia mendapat bayaran lebih. Pernah dia dibayar Rp 1 juta untuk menemani pengemudi paruh baya di sebuah hotel kelas melati di bilangan Blok M, Jakarta Selatan. "Kalau tarif tergantung nego," katanya.
Bahkan joki yang biasanya mangkal di SCBD ini dapat meraup pendapat tinggi. Hampir menyamai orang-orang yang bekerja di gedung bertingkat di sekelilingnya.
Paling tidak dia saban bulan bisa mengantongi Rp 3 juta. "Kadang suka tiga kali naik mobil," katanya di sekitar Bundaran Senayan, Jakarta Selatan.
4. SCBD dan Senopati tempat mangkal joki seksi
Di samping Markas Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya, saban hari mulai pukul 16.30 hingga 19.00 WIB dipenuhi para penumpang bayaran alias joki three in one. Setiap hari mulai anak-anak belasan tahun hingga ibu-ibu menggendong anak terlihat ramai mengacungkan jari mereka menjajakan diri sebagai penumpang bayaran. Namun saat malam mulai menjelang, lebih banyak gadis joki berusia 20-an tahun.
Penampilan mereka berbeda-beda. Kebanyakan menggunakan celana jins pensil dan kaus ketat. Banyak juga siasat dimainkan penumpang sewaan biar dilirik pengemudi mobil pribadi. Bergaya seperti anak kampus, pegawai kantoran, atau orang rumahan.
Selain SCBD, joki yang biasa diajak ke ranjang sering mangkal juga di Jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, mengarah ke Mampang Prapatan dan juga Senayan. Saban hari puluhan joki three in one menanti setia pengguna mobil pribadi untuk menggunakan jasa mereka. Mereka berburu fulus di tengah kepulan asap metromini.
Parjo, penjual nasi goreng di kawasan Taman Senopati, mengaku tidak kaget dengan joki esek-esek. Sejak berlaku aturan mobil berpenumpang minimum tiga orang, ada sebagian penumpang sewaan memberi layanan tambahan di ranjang.
Parjo menunjuk tempat di sekitaran pertigaan Jalan Senopati tempat remaja segar biasa mangkal menjajakan diri sebagai joki. "Sudah nggak kaget, bahkan ada yang sampe hamil," tutur Parjo Rabu pekan kemarin.
5. Untung buntung nasib jadi Joki seksi
Melayani pengemudi bermobil mewah tentu tidak murah apalagi sampai ke ranjang. Nin misalnya, joki cantik ini bisa menggandakan berlipat-lipat penghasilannya dari penghasilan joki ranjang.
Namun seorang tukang nasi goreng yang kerap mangkal di Kebayoran baru bercerita kalau tetangganya, janda asal Ngawi, Jawa Timur, sampai menikah dengan pengemudi langganannya. "Ada tetangga saya, dia biasa nongkrong di dekat rumah, orangnya tinggi tapi ngisi. Dia kimpoiin sampe dibeliin rumah," ujar Parjo seraya menyambut pembeli datang.
Selain ada joki diajak menikah, tidak sedikit ada penumpang bayaran ditiduri sampai hamil. Ironisnya, anaknya itu dijual kepada orang kaya. "Ada yang sampai dijual anaknya," katanya. Namun dibalik fenomena itu, ada juga pengemudi dermawan mau membiayai sekolah anak seorang penumpang sewaan. (Merdeka.com)
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/5306a4541bcb171f168b46b3
0 komentar:
Posting Komentar