Home » » Lewat Batik, Cewek Unyu 19 Tahun Ini Raup Ratusan Juta Perbulan

Lewat Batik, Cewek Unyu 19 Tahun Ini Raup Ratusan Juta Perbulan

Written By demi anak on Kamis, 23 Januari 2014 | 05.35



Seorang yang baru lulus dari universitas (fresh graduate) memiliki pendapatan bulanan pada kisaran jutaan atau belasana juta. Bagi Dea Valencia Budiarto hal tersebut tak berlaku. Masih dalam usia 19 tahun, ia sudah memiliki pendapatan miliaran rupiah per tahun. Semua itu berkat ketekunannya menggeluti bisnis fesyen budaya, Batik Kultur by Dea Valencia.



Sejak usia 16 tahun, Dea sudah menggali kreativitasnya. Ketidaksanggupannya membeli batik yang ia inginkan justru menjadi awal mula kesuksesannya. Dea menggeledah batik-batik lawas, menggunting sesuai pola yang ia suka, dan membordirnya. Ia ciptakan pakaian dengan hiasan batik lawas berbordir tadi.



"Ini pakai batik lawas yang udah lama disimpan di lemari misalnya. Kan sering rusak, entah dimakan ngengat ataupun bolong kena banjir. Ya nggak bisa disimpan lagi kan? Makanya itu saya gunting-guntingin, misalnya bunga-bunganya. Nah dari situ saya bordir dan digabung dengan kain lain," ungkap Dea di acara Wirausaha Muda Mandiri, Istora Senayan, Jakarta Pusat.



Dari situ terciptalah kreasi Batik Kultur. Awal produksi, Dea hanya membuat 20 potong pakaian. Kini? Ada 800 potong Batik Kultur yang dipasarkan per bulannya. Dengan harga Rp 250.000 - 1,2 juta, nilainya setara dengan Rp 3,5 M per tahun atau Rp 300 juta per bulan.

Dea memulai Batik Kultur benar-benar dari nol. Bahkan ia sendiri yang menjadi model Batik Kultur. Wajar karena wajah Dea terbilang cocok di hadapan kamera. Bahkan Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur padahal ia mengaku tak bisa menggambar.



"Desainernya saya sendiri padahal nggak bisa gambar. Imajinasi. Saya ada satu orang yang diandalkan, kerja sama dengan saya. Apa yang ada di otak saya transfer ke dia untuk dijadikan gambar," kata Dea.

Salah satu prinsip yang dipegang Dea dalam memasarkan produknya sederhana dan menarik. Ia tak mau menjual barang yang ia sendiri tak suka.

"Kalau sudah jadi pasti saya bikin prototype ukuran saya sendiri. Saya coba, saya suka apa enggak? Karena saya nggak mau jual barang yang saya sendiri nggak suka. Jadi barangnya itu kalau dilihat tidak terlalu nyentrik, lebih seperti pakaian sehari-hari," imbuh gadis asli Semarang.

Tak cuma batik, Batik Kultur pun merambah ke tenun ikat. Khusus yang satu ini, Dea harus membelinya di Jepara, tepatnya di Desa Troso yang merupakan sentra tenun ikat. Jika dulu hanya membeli beberapa meter kain, kini sekali kulakan Dea membeli tak kurang dari 400 meter tenun ikat.

Sebagai alumni program studi Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara, Dea paham betul kekuatan internet untuk pemasaran. Batik Kultur 95 persen memanfaatkan jaringan internet dalam urusan permasalahan.



Dea menjadikan Facebook dan Instagram sebagai katalog dan media komunikasi dengan konsumennya. Dari sana, referensi untuk Batik Kultur menyebar dari mulut ke mulut. Integrasi dunia maya dan dunia nyata menyukseskan bisnis Dea.

Namun sama seperti bisnis sukses lain, Batik Kultur menapak bukan tanpa hambatan. Dea pernah dibuat depresi selama seminggu dan menjadi tak produkti karena masalah hak paten.

"Hambatan... dulu pernah masalah di hak paten. Sebenarnya dulu namanya bukan Batik Kultur by Dea Valencia tapi Sinok Culture. Tapi waktu diurus nama mereknya ternyata sudah ada yang pakai merek Sinok. Saya sempat stress selama seminggu. Karena nama Sinok sangat berarti buat saya. Sinok adalah nama panggilan saya sejak kecil," tutur Dea.

Melihat segala pencapaian Dea, sulit mempercayai Batik Kultur ada di tangan seorang perempuan muda usia 19 tahun yang sudah memegang gelar sarjana komputer.
"Saya dulu nggak tahu kenapa sama ibu 22 bulan udah disekolahkan. Umur lima tahun udah masuk SD. SMP dua tahun, SMA dua tahu. Jadi itu 15 tahun masuk kuliah. Tiga setengah tahun kuliah, jadi umur 18 udah lulus," jelas Dea.

"Setelah lulus pulang ke rumah di Semarang fokus bisnis. Tiap bulan nambah dua tiga pegawai, jadi kini sudah ada 36," imbuh Dea yang tinggal bersama orangtuanya di Gombel, Semarang.



Meski masih muda dan memiliki pendapatan miliaran rupiah, Dea tak melupakan lingkungan sekitar. Menarik jika mendengar pengakuan Dea tentang beberapa karyawannya.



"Saya juga mempekerjakan karyawan yang misal nggak ada kaki tapi tangannya masih bisa kerja. Penjahitnya ada enam yang tuna rungu dan tuna wicara. Pertimbangannya? Giving back to society (timbal balik kepada masyarakat)," terang Dea.


Mana Aganwati yang lain...? Kamu Pasti Bisa kaya Dea.. Ayo!!!!


Sumber dan Alamat Facebook Dea Disini


Ngga nolak kalau ada yang nimpuk

dan Agan yang baik selalu memberikan



Terimakasih banyak buat agan dan agan wati yang sudah ngasih rate dan nimpuk cendol ya..



Mampir di trid saya yang lain gan :
Quote:
Gile banget ini gan!!! dah di tabrak dihajar sampai pingsan ini orang
Cewe-cewe Dengan Bibir Mengerikan
Ngintip sumber kode script yang dipakai hacker indonesia
Hiiii...Dahi tembus peluru dicabut pakai Tang
Mau Lihat Hasil Uji Speedtest Bolt 4G?
Pesawat Remote Control terbesar yang pernah saya lihat
Kandang Ayam Unik Dari Mobil Polisi
Mobil Listrik Terkecil Honda MC-Beta
Tubuh Kurus yang Mengerikan....
Gaya Ketawa paling Gokil nich gan
Ngintip kamar cewe-cewe yuk
Yuk Tengok Canggihnya Toko Virtual di Korea
Inilah Mesin Pembangunan Jalan yang Luar Biasa !!!
Aksi Kakek 72 Tahun Jadi Model Pakaian Wanita
5 Model Cewe-cewe Seksi yang Bayarannya Paling Gila
Imajinasi Unik Saat Nemu Lubang Jalanan
Smartphone Android Antares harga 48 jt
Inilah Tempat Ngupi Paling Asoy Gan...
Polisi tidak berkutik dan memilih untuk meminta bapak itu segera pergi
Inilah Kisah Tragis PSK Cantik Pengidap HIV
Nightlife di Tokyo
Gelandangan ini Sukses Ciptakan Aplikasi untuk perangkat IOS
Foto mengejutkan wanita berpayudara 3 [BB++]
Ngerinya Tato Scarification
Inilah Bocah 16 Tahun yang Kerja di Intel
Bis Tingkat Hasil karya Anak Indonesia nich gan..

Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/52ddfa1ebecb17807d8b46d1

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2014. Kaskus Hot Threads - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger