Click Image To Visit Our Home
Hallo agan/sista pecinta komik dan illustrasi..
Spoiler for Thread ini memang REPOST: [click image to go to TKP]
Ane udah berusaha pm TS yang bersangkutan untuk menambah atau melengkapi, tapi belum juga ada respon. Ane putuskan untuk membuatnya lagi.. Tentu dengan taste konten yang berbeda gan..
Perkembangan komik di Indonesia memang terjadi pasang surut. Bahkan pada periode 90-an komik Indonesia seperti mati suri. Berbeda dengan perkembangan komik di negara lain, misalnya Amerika dan Jepang. Perkembangan mereka tetap semarak dan beriringan dengan perkembangan seni lainnya. Perjalanan komik-komik Indonesia tidak terlepas dari seniman-seniman komik yang muncul pada era masing-masing. TS pernah sedikit mencupliknya dikomentar ini. Karya-karya komikus yang pernah mengiasi perjalanan komik Indonesia begitu beragam dan unik. Siapa saja komikus-komikus yang pernah berjaya di Indonesia?..
Yuk kita simak profil dan karya-karya mereka!..
Û HASMI Û Spoiler for ..: Harya Suraminata yang lebih dikenal dengan nama Hasmi (lahir di Yogyakarta, 25 Desember 1946) adalah salah satu komikus dan penulis skenario terkenal di Indonesia. Buah karyanya yang sangat populer adalah Gundala Putera Petir, seorang tokoh superhero pembasmi kejahatan dalam jagad komik Indonesia. Sebanyak 23 judul buku seri Gundala terbit antara tahun 1969 hingga 1982. Tokoh Gundala ia ciptakan setelah Maza yang telah lebih dulu muncul pada tahun 1968. Petualangan Gundala berakhir pada tahun 1982 dengan buku terakhir berjudul "Surat dari Akherat". Sempat muncul kembali sebagai komik strip di Jawa Pos pada tahun 1988, namun tidak bertahan lama.
Pak Hasmi terbiasa menggambar sejak masih duduk di bangku SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Setelah lulus SMA, Pak Hasmi awalnya bercita - cita menjadi insinyur, namun ia gagal melewati tes masuk teknik UGM. Pada tahun 1967 Ia mendaftar di Akademi Seni Rupa Indonesia, namun masa kuliahnya di ASRI hanya bertahan dua tahun dan berakhir pada 1968. Ia memutuskan untuk keluar karena waktunya habis tersita untuk serial Gundala yang sangat digemari kala itu. Pada tahun 1971 Pak Hasmi kuliah lagi di Akademi Bahasa Asing pada jurusan bahasa Inggris dan lulus pada tahun 1974. Pernah menjadi salah satu murid kesayangan dari perguruan BIMA (Budaya Indonesia Mataram), tetapi memutuskan untuk tidak aktif karena kesibukannya menggambar.
Setelah Gundala Putera Petir tidak terbit, Hasmi banting setir menjadi penulis skenario, bahkan bintang tamu di sinetron. Sejumlah skenario film yang pernah ditulisnya antara lain Kelabang Sewu (disutradarai oleh Imam Tantowi), Lorong Sesat, Harta Karun Rawa Jagitan dan beberapa film lainnya. Selain itu ia aktif menulis skenario untuk acara ketoprak di TVRI Yogyakarta. Pak Hasmi juga adalah penulis paling produktif di teater STEMKA untuk acara TVRI Yogyakarta.
Û WID N.S. Û Spoiler for ..: Widodo Noor Slametyang populer dengan nama Wid N.S. (lahir di Yogyakarta, 22 November 1938 - meninggal di Yogyakarta, 26 Desember 2003 pada umur 65 tahun) adalah pencipta tokoh komik Godam. Komik Godam diciptakan oleh Wid N.S. dalam kurun waktu tahun 1969 hingga 1980 sebanyak 15 judul. Komik Godam terakhir yang seharusnya menjadi komik ke-16 yang berjudul "Ujian Buat Awang" belum terselesaikan karena kesehatannya yang terganggu sampai beliau meninggal dunia pada tahun 2003.
Selain mencipta tokoh superhero Godam, Wid N.S. juga menciptakan tokoh komik Aquanus pada tahun 1968. Karakter komik lain yang diciptakannya adalah Kapten Dahana. Wid N.S. adalah Seniman otodidak yang 'cuma' lulusan SMP Negeri II Yogyakarta pada tahun 1956 itu tidak menamatkan pendidikan lanjutannya di SMA PPK Yogyakarta. Pak Wid pertama kali bekerja formal pada Jawatan Penerangan Bengkulu. Pernah pula bekerja di majalah Hai dan Bobo pada tahun 1981. Selanjutnya ia bekerja di TVRI Yogyakarta sebagai penulis skenario sandiwara. Nasib dan bakatnya membawanya ke dunia komik mulai tahun 1968. Komiknya yang pertama dibayar Rp. 7.500,- (tujuh ribu lima ratus rupiah).
Pak Wid N.S. dan Pak Hasmi yang sudah saling mengenal sejak 1963 mempunyai selera yang sama pada fiksi ilmiah dan superhero. Mereka sering saling meminjamkan karakter komik dan cerita komik yang mereka ciptakan. Rumahnya di Yogyakarta berfungsi sebagai studio yang mereka namakan Studio Savicap. Savicap adalah kepanjangan Sagitarius, Virgo dan Capricornus. Tiga buah rasi bintang yang dimiliki oleh Pak Wid N.S., Pak Hasmi dan seorang temannya.
Wid N.S. menguasai banyak cabang kesenian seperti seni patung, relief, murel, seni lukis, teater, musik, lawak dan beberapa kesenian tradisional. Wid N.S. selau berusaha manampilkan sosok yang lebih natural dalam karya - karyanya. Godam yang beraksi di Indonesia digambarkan sebagai orang Asia. Kendaraan dan bangunan sangat jelas konstruksinya. Kemampuan dalam bertutur bisa menampilkan humor maupun suspense.
Wid N.S. selain meciptakan komik superhero seperti Godam, juga menciptakan komik silat maupun horor seperti "Anjing Setan de La Rosa" dan "Pengantin Rumah Kubur". Karya - karyanya juga banyak dimuat di majalah - majalah anak Ananda seperti "Azis". Penerbit komik Misurind menerbitkan komik sejarah "Ken Arok", selain itu pernah bersama - sama komikus Indonesia yang lain seperti Pak Hasmi, Djoni Andrean, Hasyim Katamsi dan Marsoedi membuat komik tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 berjudul "Merebut Kota Perjuangan" pada tahun 1983.
Beliau meninggal saat pembukaan "Pameran Ilustrasi Komik" karyanya di Balai Roepa Tembi, Yogyakarta yang diselenggarakan dari 26 Desember 2003 sampai 17 Januari 2004. Di galeri yang terletak di desa Timbul Harjo, kecamatan Sewon, Bantul, Godam hadir bersama beberapa tokoh lain dalam Pameran Ilustrasi Komik karya Wid N.S. Di antaranya Azis, anak cerdas yang kerap muncul di majalah Ananda pada 1980-an, Nyi Ageng Serang, Bocah Antlantis, hingga Ken Arok. Total karya yang dipamerkan 30 ilustrasi dan 25 jilid komik terbitan tahun 1968 - 1995.
Wid N.S. meninggal di rumahnya yang sederhana di perumahan Bale Asri, Wates, sekitar 10 kilometer arah barat Yogyakarta. Ia meninggalkan Suradinah, istrinya, empat anak (Hayuning Dewi Darjati, Fajar Sungging Pramodito, Prasidani Lintang Satiti, dan Anggoro Purnomosidi) serta tiga cucu. "Saat meninggal, Bapak baru saja menyelesaikan lukisan potret dirinya," kata Sungging. Bahkan, tangan Pak Wid N.S. pun masih berlumuran cat. Putra Wid N.S., Fajar Sungging Pramodito pada tahun 2006 menciptakan komik Godam Reborn yang merupakan usaha menghidupkan kembali tokoh Godam.
Û GANES T.H. Û Spoiler for ..: Ganes Thiar Santoso (lahir di Tangerang, Jawa Barat, 10 Juli 1935 - meninggal tahun 1995 pada umur 60 tahun), atau lebih dikenal dengan nama pena singkatnya Ganes T.H. adalah seorang komikus Indonesia terkenal. Ia merupakan salah satu tonggak kejayaan komik Indonesia. Pada masanya Ganes T.H. merupakan salah satu dari "tiga dewa komik Indonesia" bersama dengan Jan Mintaraga dan Teguh Santosa. Kisah dalam komik - komiknya begitu memikat hati pembaca komik Indonesia di era tahun 1970-an sampai 1980-an. Dua di antaranya yang dianggap paling baik adalah komik berjudul Taufan yang mengisahkan perjuangan hidup seorang pemuda Indonesia pada masa penjajahan Jepang hingga beberapa tahun setelah Indonesia merdeka dan Petualang yang . Ceritanya begitu menyentuh dan dramatis, bagaikan kisah nyata!
Ganes T.H. menciptakan tokoh "Si Buta Dari Gua Hantu" yang menjadi merk dagangnya dan merupakan tokoh komik lokal yang paling populer sepanjang masa. Komik Si Buta Dari Gua Hantu adalah komik silat Indonesia yang pertama. Terbitan perdananya langsung "meledak" sehingga komik Indonesia saat itu menjadi dilanda "demam silat" sehingga banyak komikus lain yang mengekor di belakang kesuksesan Si Buta. Dikabarkan bahwa komik seri perdana Si Buta ini dicetak hingga ratusan ribu eksemplar.
Serial Si Buta dari Goa Hantu karya ciptaannya tidak akan pernah dilupakan banyak pembaca dari berbagai pulau di Indonesia. Hal ini disebabkan karena petualangan Si Buta dimulai dari Jawa Barat hingga menyeberang ke banyak pulau seperti Bali, Flores, Kalimantan, Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah yang menunjukkan pengetahuan Pak Ganes T.H. yang luas dan kecintaan pada tanah airnya yang begitu dalam.
Ganes T.H. dengan "Si Buta Dari Goa Hantu" bersama dengan komikus legendaris lainnya seperti Jan Mintaraga dan Teguh Santosa merupakan salah satu ikon puncak sejak Kho Wan Gie, R.A. Kosasih, Zam Nuldyn, dan Taguan Hardjo. Sejarah komik Indonesia mencatat nama Ganes T.H. sebagai salah satu legenda komikus Indonesia yang akan selalu dikenang sepanjang masa!
Û DWI KOENDORO Û Spoiler for ..: Tokoh kelahiran Banjar 13 Mei 1941 ini, terlahir sebagai sosok multi-talenta. Masa kecilnya dihabiskan di Bandung. Dwi Koendoro jatuh hati pada dunia perfilman pada usia 6 tahun. Setiap ke pasar malam, yang ditongkronginya adalah film. Film - film kartun Walt Disney menjadi favoritnya. Bakat menggambarnya yang kuat, menjadi modal yang tidak sia - sia. Pada usia 14 tahun, hasil coretannya berupa kartun - kartun sudah menghiasi majalah Teratai yang terbit di Jakarta.
Selepas SMP di Surabaya, Dwi Koen menjatuhkan pilihan pada Sekolah Seni Rupa Indonesia di Yogyakarta, lalu berlanjut ke ilustrasi grafis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Selama di ASRI ia sempat menjadi wartawan di harian Kedaulatan Rakyat. Kecintaannya pada animasi kartun, membuat ia belajar otodidak dengan berbagai cara. Membaca buku dan bereksperimen menjadi gurunya.
Tahun 1971, Dwi Koen pindah ke Jakarta. Kartun - kartunnya mengisi majalah Stop. Bertahan hingga 1972, akhirnya ia pindah ke biro iklan Intervista, dari karyawan biasa sampai menjadi art director. Lalu empat tahun kemudian, ia pindah ke Gramedia. Karirnya terhitung baik hingga dipercaya menjadi Kepala Bagian Produksi Gramedia Film.
Akhirnya lahirlah Panji Koming pada 14 Oktober 1979 sebagai "pelepasan" kreatif dan segala uneg - unegnya dari sifat pekerjaannya di Gramedia Film yang lebih banyak menangani pekerjaan non kreatif. Tahun 1982 ia mengundurkan diri karena merasa kurang cocok di posisi tersebut. Tiga tahun kemudian, tepatnya 1985, Dwi Koen mendirikan PT Citra Audivistama - perusahaan yang bergerak dibidang film animasi, iklan, dokumentar dan slide program.
Pengalaman dan kreatifitasnya berbuah penghargaan Piala Citra sebagai sutradara terbaik untuk film dokumentar "Sepercik Kenangan, Segelombang Teladan" pada FFI 1981. Kini, 30 tahun sudah Panji Koming hadir setiap Minggu. Tokoh ini telah menjadi ikon karakter yang kritis tapi jenaka. Bisa menjadi insiprasi serta bahan perenungan dalam menyikapi kondisi bangsa Indonesia. Hingga saat ini beliau hampir tidak mengenal istilah weekend, karena setiap Sabtu "kelakar kritis" Panji Koming harus dikirim ke Kompas agar bisa terbit pada hari Minggu.
Û R.A. KOSASIH Û Spoiler for ..: Raden Ahmad Kosasih (lahir di Bogor, Jawa Barat, 4 April 1919 - meninggal 24 Juli 2012) adalah seorang penulis dan penggambar komik termasyhur dari Indonesia. Generasi komik masa kini menganggapnya sebagai Bapak Komik Indonesia.
Karya - karyanya terutama berhubungan dengan kesusastraan Hindu (Ramayana dan Mahabharata) dan sastra tradisional Indonesia, terutama dari sastra Jawa dan Sunda. Selain itu beliau juga menggambar beberapa komik silat yang memiliki pengaruh Tionghoa, namun tidak terlalu banyak.
Kosasih mulai menggambar pada tahun 1953 lalu ia mulai berhenti dan pensiun pada tahun 1993. Kosasih terutama menggambar sketsa - sketsa hitam putih tanpa memakai warna.
Kosasih memulai kariernya pada penerbit Melodi di Bandung. Namun karya - karyanya yang terkenal diterbitkan oleh Maranatha. Akhir - akhir ini pada dasawarsa tahun 1990-an karya-karyanya diterbitkan ulang oleh Elex Media Komputindo dan penerbit Paramitha di Surabaya. Kosasih meninggal dunia dalam usia 93 tahun.
Û KHO WANG GIE Û Spoiler for ..: Komikus keturunan Cina bernama asli Kho Wang Gie, lahir di Indramayu, pada tahun 1908. Setelah menjadi murid pelukis Belanda Jan Franck dan van Velthuijzen (seperti Siauw Tik Kwie), ia mulai menggambar komik pada tahun 1930, di surat kabar Sin Po di Jakarta. Pada tahun 1931 ia mencipta tokoh humor Put On yang petualangannya muncul setiap minggu dalam bentuk komik strip. Setelah majalah Cina - Melayu itu mati, Put On yang sangat populer itu diterbitkan oleh surat kabar komunis, Warta Bhakti.
Setelah meninggalkan Put On yang terlalu berwarna politis, Kho Wang Gie kembali menggambar sekitar tahun 1967, dengan menggunakan nama samaran Sopoiku (siapa itu) atau Soponyono (siapa sangka). Ia mencipta bermacam - macam tokoh, yang diilhami oleh Put On dan petualangan mereka diterbitkan dalam bentuk buku berseri (Nona Agogo, Djali Tokcher, Lemot dan Obud, Agen Rahasia 013 (Bolong Jilu), Dalip & Dolop dan sebagainya). Komik - komik yang dibuatnya juga tampil di majalah Ria Film (dengan tokoh si Pengky), Varia Nada dan Ria Remaja. Pak Kho Wang Gie meninggal dunia pada bulan Mei tahun 1983.
...lanjut di bawah...
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/533baa09f7ca176a5f8b4980
0 komentar:
Posting Komentar